Jakarta,LP(9/3) – Dua badai matahari besar kembali mendekati Bumi setelah dua ledakan terjadi di bintang terdekat pada Rabu (7/3). Serangan badai berenergi ini diperkirakan akan menganggu satelit komunikasi dan navigasi. Laporan dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) hari ini, Jumat, menyebutkan, dua badai besar sedang bergerak mendekati Bumi dengan kecepatan 1.800-2.000 per detik. Badai ini mengandung partikel bermuatan besar yang dilontarkan matahari saat ledakan kelas terbesar terjadi beberapa hari lalu.
Data dari satelit pemantau matahari NASA memperlihatkan badai untuk pertama kali mencapai Bumi pada Jumat (9/3) sekitar pukul 14.25 WIB. “Angin partikel akan menghasilkan badai magnetik yang sangat kuat,” tulis NASA dalam siaran pers hari ini. Serangan partikel ini diperkirakan akan mengempas banyak satelit orbit. Satelit komunikasi dan navigasi yang berkaitan dengan aktivitas manusia, berpotensi mengalami gangguan selama beberapa jam. Satelit penelitian seperti Messenger, Spitzer dan STEREO B, milik NASA mengalami hal yang sama. – Peneliti cuaca antariksa dari National Oceanic and Atmospheric Administration’s Space Weather Prediction Center, Joseph Kunches, mengatakan, ancaman bahaya akan berlangsung hingga Sabtu esok. Menurutnya, pesawat yang mengangkasa berpotensi mengalami gangguan saluran komunikasi atau terputus selama penerbangan. Gangguan lain, terjadi pada pembangkit listrik, utamanya negara di daerah Kutub. Hal ini pernah terjadi di sebuah provinsi di Kanada pada abad ke 19 dan dua dekade lalu bisa terulang. Efek lain yang juga dirasakan adalah munculnya aurora yang sangat terang. Cahaya aurora ini dipastikan dapat terlihat di negara-negara dekat Kutub.
Hari Tanpa Bayangan. Diperkirakan, Minggu (11/3) Kota Serang akan alami tengah hari tanpa bayangan, seperti terjadi di kota Jakarta, Minggu (4/3) serta beberapa kota lainnya di Indonesia. Deputi Sains, Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan, LAPAN, Thomas Djamaluddin mengatakan, lenyapnya bayangan di sebuah kota terjadi dua kali setiap tahun. Fenomena ini bagian dari rute gerak matahari dari selatan ke utara dan sebaliknya dalam satu tahun. Di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, yang terletak persis di khatulistiwa, bayangan menghilang setiap tanggal 21 Maret dan 23 September setiap tahun. Selama waktu itu, Monumen Khatulistiwa akan diterangi matahari dari atas, sehingga tidak meninggalkan jejak bayangan. Termasuk di Kota Mekah Almukaramah, mengalami hal yang sama pada tanggal 18 Juli 2012. (tempo)