Tanjungpinang, (LP) – Peningkatan kualitas pendidikan tidak diukur dari prestasi akademik semata, meskipun itu salah satu tujuan. Tapi, paling penting pendidikan budi pekerti (karakter, red). Pendidikan budi pekerti ini akan mendorong kesuksesan anak, yang tercermin dalam perilaku dilingkungan sekolahnya. Apalagi, pendidikan budi pekerti ini telah dicanangkan Gubkepri HM Sani, sesuai visi Kepri, menjadikan masyarakau Kepri yang berakhlak mulia.
Dalam proses belajar mengajar, guru tidak hanya sebagai salah satu ilmu pengetahuan, melainkan juga guru harus bisa menjadi fasilisator, dinamisator, mediator, dan motivator bagi anak-anak mencari ilmu pengetahuan,sebab, sumber ilmu pengetahuan ini bisa di dapat dari buku, internet, media massa (cetak/elektronik) dan sebagainya.
Dinas Pendidikan Provinsi Kepri, sebagai salah satu pihak berkepentingan untuk meningkatkan kualitas dan metodologi pendidikan ini, telah menggelar bimbingan teknis (bimtek) penelitian pendidikan tindakan kelas (PTK) dan penelitian pendidikan sekolah (PTS) se- Provinsi Kepri, di Bintan Hotel Tanjungpinang, (5/3-9/3) lalu. Dinas Pendidikan Kepri juga menggelar bimtek pelatihan bedah standar kelulusan (SKL) dan penulisan soal ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN) SD se-Kepri, di Hotel Bintan Permata Beach Resort, Tanjungpinang, (14/3-23/3).
Diwaktu dan hari yang sama, juga digelar bimtek pelatihan pendalaman materi dan metodologi pembelajaran guru daerah khusus se-Kepri. Metodologi pendidikan ini sebenarnya telah ditemukan oleh filsuf China, Konfusius, sekitar 2.400 tahun silam. “Apa yang saya dengar saya lupa. Apa yang saya lihat, saya ingat. Apa yang saya lakukan, saya paham,” ucap Konfusius ribuan tahun silam. Artinya, metodologi pembelajaran harus berubah. Jika dulu anak didik hanya mendengar apa yang diterangkan guru. Sekarang ini anak harus melihat baik abstraksi melalui alat peraga maupun visual lainnya. Sehingga, anak mengingat pelajaran yang didapatkannya dari guru. Pelajaran yang didapatkan murid tidak hanya di ingat, tapi juga dipraktikkan. “Kalau dipraktikkan, berarti anak paham. Kalau tak paham, cam mane nak mempraktikkannye he he he ….”, ujar Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepri, Yatim Mustafa, berseloroh. (rasn,bp)