Tanjungpinang, (LP) – Wali Kota Tanjungpinang Suryatati A Manan mengatakan, Gurindam 12, hasil karya Raja Ali Haji, layak masuk Memory of the World (MoW)-United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) atau Organisasi PBB untuk Pendidikan, Ilmiah dan Kebudayaan.
“Gurindam 12 adalah merupakan warisan budaya yang layak dimasukkan dalam MoW-Unesco karena mengandung nilai-nilai budaya Melayu dan kemanusiaan yang tinggi,” kata Tatik, sapaan Wali Kota Tanjungpinang yang telah dua periode memimpin Negeri Gurindam ini, di sela-sela kegiatan Seminar MoW Indonesia di ibukota Provinsi Kepri, Tanjungpinang.
Seminar itu bertema “Melacak Genealogi Dokumenter dan Artefaktual. Tatik juga mengatakan, seperti sastra tulis Pantun dan atau Masjid Sultan Riau, di Pulau Penyengat Indera Sakti, yang layak diusulkan masuk dalam MoW-Unesco.
Ketua Komite MoW Indonesia Jan Sophaheluwakan mengatakan, budaya Melayu pantas didaftarkan pada MoW-Unesco, agar lebih dikenal dunia internasional. “Kami melihat, budaya Melayu pantas diakui Unesco,” ujar Jan, yang juga selaku Deputi Bidang Jasa Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Pihaknya, kata Jan, akan menginventarisasi dan mencari warisan budaya Melayu yang tidak tergantikan, terancam punah atau yang terawat baik oleh perorangan (pribadi) atau pemerintah. “Nanti dilakukan digitalisasi, agar bisa diakses oleh semua orang,” katanya. Saat ini pihaknya sedang menominasikan budaya budaya seni Makyong, juga dari Kepri, I La Galigo dan Babad Diponegoro, agar dapat tercatat dalam dokumen MoW-Unesco. (ph,kompas,ant)