Daik, (LINGGA POS) – Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Lingga, menggelar acara pertemuan silaturahmi dengan para guru Tempat Pembelajaran Quran (TPQ) se- Kabupaten Lingga. Pertemuan tersebut dilaksanakan di Penginapan Sunling, Daik Lingga, Senin (18/6). Kepala Kemenag Lingga, H Hasyim menyatakan kegiatan tersebut adalah merupakan kegiatan tahunan antara pihaknya dengan para pendidik TPQ, dengan maksud untuk mewujudkan mutu pendidikan luar sekolah yang lebih berkualitas dan sesuah dengan kebutuhan dan tuntutan zaman. Karena itu, tentu dasar pendidikan yang diberikan para guru TPQ yang umumnya beraktifitas di luar jam sekolah formil dapat lebih berhasil dan tepat guna, bukan semata urusan baca Al Quran semata.
“Pembinaan bukan masalah penilaian saja, tapi siapa sebenarnya guru tersebut serta apa saja yang menjadi tugas pokok dan fungsinya,” kata Hasyim. Kata dia, tujuan utama dari pembinaan itu adalah bagaimana membumikan kitab suci Al Quran, serta pelaksanaan ibadah-ibadah ritual seperti shalat, akhlak dan keimanan, dan anak didik harus semakin baik serta dapat menjadi modal bagi mereka dalam mengimplementasikan tindak perbuatannya dalam kehidupan bermasyarakat berdasarkan nilai-nilai Islami. Apalagi saat ini, sudah pula diterapkan di Kepri Gerakan Masyarakat Maqrib Mengaji. Diharapkan melalui kegiatan ini akan dapat menjadi lebih baik serta derajat agama bisa lebih ditinggikan. Atau tidak ada lagi masyarakat Lingga yang buta aksara Arab (Al Quran).
Terkait adanya usulan dan saran agar nantinya dalam penerimaan siswa baru di sekolah-sekolah disyaratkan para calon siswa sudah bisa baca Al Quran. Untuk itu kepada pihak terkait atau Dispora Lingga dapat memberikan masukan dan solusi terbaik agar masalah itu dapat diwujudkan. “Ya, mungkin melalui Perda, sehingga dapat segera diterapkan,” katanya.
Ibu Salamah, seorang guru TPQ, warga RT 5 di Jalan Pelajar, Dabo, kepada LINGGA POS menyatakan bahwa merasa bahagia dan senang atas atensi yang diberikan pihak Pemkab Lingga. “Saya memberi pelajaran baca Al Quran di rumah kepada anak-anak. Tetapi banyak juga para remaja dan ibu-ibu rumah tangga yang ikut,” kata ibu rumah tangga yang profesi sehari-harinya sebagai pedagang ikan dan sayur keliling ini. (arn)