Sedangkan untuk kita masyarakat Indonesia yang jauh dari Kota Makkah, sangatlah susah mengarahkan salat kita itu persis menghadap Masjidil Haram, karena sangat sulit bagi kita meluruskan secara tepat salat kita ke arah sana. Ada dua cara meluruskan arah salat kita menuju Kabah, yaitu dengan cara mengukur melalui rumus segitiga bola dengan menggunakan rumus trigonometri yang susah bagi orang awam, dan cara yang kedua, ini yang- mudah, dengan cara kita meluruskan arah kiblat ketika matahari persis tepat berada di atas Masjidil Haram, dan itu setiap tahunnya terjadi dua kali.
Matahari, sebagaimana secara “nisbi” selalu kita lihat terbit dari timur dan terbenam di barat, selalu berjalan selama setahun dari selatan ke utara dan dari utara ke selatan. Batas pencapaian perjalanan ke utara sampai pada 23,5 LU, yaitu terjadi tiap tanggal 21 Maret dan ke selatan sampai pada 23,5 LS, yaitu terjadi pada tiap tanggal 23 September, sedang pada tiap tanggal 21 Juni dan 22 Desember, matahari akan berada tepau di atas khatulistiwa.
Gerakan bumi yang terpenting ada dua macam. Pertama, perputaran bumi sekeliling porosnya menurut arah barat – timur, yang berlaku dalam masa sehari semalam (rotasi), dan menyebabkan kita, penghuni bumi melihat semua benda langit bergerak dari timur ke barat. Satu gerakan penuh lamanya 1 hari atau 24 jam. Kedua, peredaran bumi sekeliling matahari, yang juga berlaku menurut arah barat-timur dalam masa 1 tahun, dan dinamakan gerakan tahunan (revolusi). (nur mujib,bp) (bersambung) ..