Dabo, (LINGGA POS) – Allah ‘Azza wa Jalla berfirman : “Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk”. (At- Taubah : 18). Dalam surah yang sama di ayat 108, “… Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa (masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu bersembahyang di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih”. – Di ayat yang pertama Allah menjanjikan akan memberikan petunjuk (hidayah) kepada orang-orang yang memakmurkan masjid yang istiqamah dalam ketaatannya kepada Allah. Dan kita tahu, man yahdillahu fa laa mudhilalah (barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah niscaya tidak akan ada yang bisa menyesatkannya). Sedang di ayat berikutnya, meskipun yang dimaksud masjid Quba namun Insya Allah kita dapat mengimplementasikannya pada masjid-masjid sekarang ini. Mendirikan masjid haruslah atas dasar taqwa, sehingga akan dijumpai di dalamnya orang yang betul-betul berazzam untuk membersihkan diri. – Abu Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Darda ra. ia mendengar bahwa Salman Alfarisi ra. membeli budak untuk dijadikan pelayan, maka Abu Darda ra. menulis surat kepada Salman yang isinya, “Hai saudaraku pergunakan masa hidupmu untuk kepentingan ibadat sebelum tiba bala yang menyebabkan tidak dapat beribadat, dan tentu pergunakan kesempatanmu untuk mendapatkan berkah doa dari orang yang menderita bala, dan kasih sayanglah kamu pada anak yatim, usaplah kepalanya dan berikan makanan kepadanya, supaya lunak hatimu dan tercapai hajatmu. Hai saudaraku, aku pernah menyaksikan ketika Rasulullah SAW didatangi seorang yang mengeluh karena merasa keras hatinya, maka sabda Rasulullah, “Kasihanilah anak yatim, dan usaplah kepalanya, dan berikan makanan kepadanya, niscaya akan lunak hatimu dan tercapai hajatmu,”. Saudaraku, jadikan masjid bagaikan rumahmu sebab aku pernah mendengar, Rasulullah SAW bersabda “Masjid itu sebagai rumah orang-orang yang bertaqwa, dan Allah telah menjamin kepada mereka dengan kelapangan hati, kesenangan, kepuasan serta kemudahan menyeberangi shirat, dan selamat dari api neraka dan segera menuju pada keridhaan Allah SWT”.
Al-Hakim bin Umara ra. berkata : “Jadilah kamu di dunia ini bagaikan tamu dan jadikan masjid bagaikan rumahmu dan ajarkan hatimu lunak, kasih sayang, dan perbanyaklah bertafakur, menangis dan jangan sampai kamu dikacau oleh hawa nafsu”.
Masjid adalah rumah bagi orang-orang yang bertaqwa. Lebih tegas lagi Qatadah mengatakan, “Tidak layak seorang Muslim kecuali di tiga tempat, yakni masjid yang dimakmurkan, rumah yang menutupinya atau hajat yang dibutuhkannya”. Dalam sebuah hadist yang sangat terkenal, dari Abu Hurairah ra. Rasulullah SAW menyebutkan ada tujuh golongan yang akandinaungi Allah SWT di hari dimana tidak ada naunganNya. Salah satunya (bahkan yang disebutkan pertama) adalah orang yang hatinya senantiasa tergantung di dalam masjid, tentunya untuk beribadah. (Diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Ahmad, Muslim, Tirmidzi, dan Nasa’i).
Al-Hasan bin Ali ra. berkata, “Tiga macam orang yang berada di bawah lindungan Allah SWT itu adalah seorang yang masuk masjid tidak masuk kecuali untuk Allah. Maka ia sebagai tamu Allah sehingga keluar kembali kerumahnya. Dan seorang yang ziarah kepada saudaranya sesama Muslim tiada berziarah kecuali karena Allah. maka ia termasuk ziarah kepada Allah SWT sehingga kembali ke rumahnya. Dan seorang yang berhaji atau Umrah tiada bepergian kecuali karena Allah SWT, maka ia itu sebagai utusan Allah SWT, sehingga kembali pulang ke rumahnya. (abu fauzan,km)