(LINGGA POS) – Kepala kain atau bagian yang ada pada kain itu dihalakan ke belakang. Ada dua sebab mengapa kain itu dipakai di belakang, pertama, untuk memastikan bagian itu terserlah; tidak termasuk ke lipatan kain (pada bagian depan) dan kedua, supaya kelihatan sopan apabila membelakangi orang dimana kepala kain yang cantik itu menjadi tarikan kepada orang yang membelakangkannya.
Kaum wanita juga memakai sehelai lagi kain sarung di atas baju mereka. Kain sarung ini dipakai dengan tiga cara. Cara pertama dipanggil dagang luar. Dalam cara ini, kain sarung dikumpuk di sisi badan dan disauk dengan tangan. Kepala kain dihalakan ke belakang. Cara yang kedua dipanggil kain tudung, dimana kain sarung dipakai menyelubungi kepala. Ini bertujuan untuk melindungi si pemakai dari cuaca panas. Kepala kain diletakkan di atas kepala. Sementara cara yang ketiga adalah dipanggil kain selempang. Pada cara ini, kain sarung dikedut menjadi gelungan dan diselempangkan di bahu. Kepala kainnya diletakkan di hadapan badan.
Selendang.
Selendang biasa adalah lebih kecil dan lebih tipis daripada selendang panjang. Bagaimana pun corak selendang biasa lebih digemari karena lebih ringkas dipakai. – Selendang biasa dipakai dengan menyangkutkannya di atas satu bahu atau pun kedua-dua bahu; menutupi kepala dan bahu; diselempangkan di bahu kemudian melintasi badan dan diikat dipinggang; disangkut di bahu dengan ujung yang di belakang diselempangkan di belakang badan dan disangkutkan pada tangan (ujung yang satu dilepaskan dihadapan badan) serta berbagai cara lainnya.
Selendang biasa diperbuat dari tenunan sutera yang sudah menjalani proses ikat dan celup atau dikenali dengan nama kain limar. Sisi selendang biasa dikemaskan dengan tenunan benang emas. Kadang-kadang selendang ini juga disongket atau disulam dengan bunga emas. Di daerah negara tetangga Kelantan, Malaysia, selendang biasa ini dipakai oleh kaum wanita sebagai kain kemban semasa mengenakan pakaian Cik Siti Wan Kembang. Selendang biasa juga turut digunakan dalam upacara lenggang perut, yaitu upacara yang dibuat ketika wanita mengandung tujuh bulan. Tujuan upacara ini ialah supaya bayi yang dikandung selamat dilahirkan. (km)