New York, (LINGGA POS) – Kabar gembira bagi seluruh rakyat Palestina. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dalam Sidang Majelis Umum yang digelar di New York, Kamis (29/11) telah mengakui Palestina sebagai Negara Peninjau. 138 negara memberikan suara mereka atas status baru Palestina tersebut. Tepatnya, dari sekitar 191 negara yang hadir, 138 mendukung, 9 tidak setuju, 41 abstain dan 3 negara menentang rancangan pemberian status ini, siapa lagi kalau bukan Israel dan sekutunya Amerika Serikat dan Kanada.
Adapun para pionir pendukung rancangan resolusi itu, ada 70 negara. Mereka antara lain China, Aljazair, Angola, Brazil, Kuba, Yordania, Kenya, Peru, Pakistan, Nigeria, Zimbabwe, Tajikistan, Senegal, Qatar, Afrika Selatan dan Venezuela. Dengan status baru ini ‘negara’ dengan lagu kebangsaan Biladi dan Al Quds (Yerusalem Timur) sebagai ibukota, akan memberi kekuatan untuk menentang Israel di forum internasional atas tindakan biadab negara zionis itu menduduki wilayah Tepi Barat. Termasuk juga penyelesaian pembangunan dan membantu memperkuat otoritas Palestina setelah pelemahan karena perang antara kelompok Hamas melawan Israel.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyatakan sangat senang dengan keputusan itu. “Sidang Majelis Umum telah dipanggil untuk mengeluarkan sertifikat lahirnya negara Palestina,” katanya dalam sidang. Dia juga menekankan negaranya sangat mengecam praktik rasialisme dan kolonialisme yang dilakukan Israel. Pernyataannya itu ditujukan bagi dua pihak yakni Israel dan kelompok Hamas. Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu langsung menanggapinya dengan menyatakan itu adalah fitnah bagi pasukan pemerintah Israel juga penduduknya.
Selama delapan hari sejak 14 November 2012, kota terbesar di Palestina, Gaza, digempur habis-habisan oleh Israel dari darat, laut maupun udara. Diperkirakan 1.000 ton TNT telah dihabiskan untuk meluluhlantakkan pejuang Hamas. Kenyataannya, lebih 140 orang tewas termasuk anak-anak tak berdosa dan warga sipil Palestina menjadi korban kebiadaban Israel, belum lagi bangunan, sekolah-sekolah dan sarana-prasarana menjadi puing-puing berantakan dengan ribuan warga yang mengalami luka ringan dan berat.
Namun, hikmahnya, setelah melalui gencatan senjata, perang delapan hari itu membuka babak baru bagi rakyat Palestina yang berpenduduk sekitar 3,702 juta jiwa dengan ibukota Al Quds (Yerusalem Timur) tersebut, yakni pengakuan PBB sebagai Negara Peninjau. – Indonesia sendiri sejak dulu selalu mendukung perjuangan rakyat Palestina menjadi sebuah negara merdeka. Sejarah mencatat, Palestina adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada 1945.
Terakhir Indonesia telah memberikan bantuan senilai US $1 juta dan sedang dalam tahap pembangunan sebuah masjid di daerah otoritas nasional Palestina yang meliputi Tepi Barat dan seluruh Jalur Gaza. “Indonesia secara geografis memang jauh, tapi dekat di hati bangsa Palestina,” kata pemimpin kelompok Hamas, yang juga adalah Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniyeh. Betapa pun, selama kurun waktu 65 tahun, dengan perjuangan tanpa henti. Hari bahagia itupun tiba, meskipun baru diakui oleh PBB sebagai ‘Negara Peninjau’, agaknya langkah menapak menuju kemerdekaan hakiki sudah tidak begitu jauh lagi. (jk,tc dan sumber lainnya)