Daik, (LINGGA POS) – Rupanya, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Lingga memegang rekor dalam hal berbagai dugaan kasus korupsi di Pemkab Lingga. Belum selesai satu kasus, timbul kasus lain yang tak jauh-jauh dari namanya uang. Kini, seperti diberitakan meja kosong yang ditinggalkan oleh Kadisdikporanya Abdul Razak, masih belum terisi meskipun penunjukkan Pelaksana Tugas-nya (Plt) menyusul perombakan eselon II, III dan IV pada Senin lalu oleh Bupati Lingga Daria. Dan kali ini yang menuai kontraversi tersebut adalah masalah pengadaan buku untuk jenjang sekolah dasar (SD) di Kabupaten Lingga tahun 2012. Pasalnya, ada dugaan memanipulasi dana anggaran yang diduga dilakukan oleh oknum tertentu Disdikpora Lingga. Yakni, meski anggarannya sama dengan pengadaan buku oleh Dinas Pendidikan Kepri, namun jelas terlihat secara kasat mata, kualitas bukunya sangat jauh berbeda. Hal itu dikatakan oleh Ketua Komisi III DPRD Lingga Rudi Purwonugroho, yang memang akhir-akhir ini giat ‘menggebrak’ institusi pendidikan ini, utamanya dalam masalah dugaan tindak pidana korupsi (tipikor) dengan berbagai modus operandinya, terkait penggunaan uang rakyat di APBD Lingga.
Cerita Rudi, pada 2012 Disdikpora Lingga telah menganggarkan pengadaan buku (mata pelajaran) untuk 133 SD yang ada di Lingga dengan anggaran lebih dari Rp500 juta. Namun, pada tahun yang sama pihak Dinas Pendidikan Pemprov Kepri juga menganggarkan buku yang sama untuk SD di Kabupaten Lingga. Nah, dari sinilah ditemukan adanya dugaan ‘permainan’ untuk memperkaya diri tersebut. Kualitas buku antara keduanya sangat jauh berbeda. Dalam artian, buku yang dikeluarkan oleh Disdikpora Lingga adalah kualitas rendah, sementara Disdikpora Lingga menyediakan pengadaan buku hanya untuk kelas 4, 5 dan 6, Dinas Pendidikan Kepri untuk kelas 1 sampai dengan kelas 6. Komisi III DPRD Lingga menemukan kejanggalan tersebut, tambahan lagi diketahui dana pengadaan buku itu dengan nilai yang sama, namun dengan kualitas yang jauh berbeda. “Kalau melihat buku dari Pemprov Kepri dibanding Pemkab Lingga materinya sama, tetapi kualitasnya jauh berbeda. Sangat jelas perbedaannya baik di cover depan maupun belakang yang tampak diubah, tak seperti yang didatangkan dari Pemprov Kepri. Padahal bukunya itu-itu juga,” ungkap Rudi, Kamis (18/4) kepada wartawan.
Kalau dari Pemprov Kepri, aku Rudi yang telah melakukan pengecekan di beberapa SD itu bersama rekan-rekannya, telah didistribusikan dari kelas 4,5 dan 6 ke seluruh SD di Lingga. Namun, untuk kelas 1, 2 dan 3 belum jelas. Pihaknya telah konfirmasi ke Pemprov Kepri, yang menyatakan sudah didistribusikan semua buku (kelas 1 sampai kelas 6). Tapi dalam pengecekan diketahui Disdikpora Lingga hanya membagikan buku untuk kelas 4 sampai kelas 6 saja. “Nanti kita akan cek lagi, kemana sebenarnya buku-buku itu,” pungkasnya. (syk,hk)