(LINGGA POS) – Ternyata GMT sebenarnya bukan berada di Greenwich, Inggris, tetapi di kota suci umat Muslim Mekah (Mecca), tepatnya dimana Ka’bah berada. Ka’bah adalah ‘rumah Allah’ bagi jutaan umat Muslim yang berkunjung di sana untuk menunaikan ibadah haji. Pada tahun lalu, ada sekitar 2,3 juta umat Muslim dari seluruh dunia menunaikan rukun Islam yang ke-5 tersebut. Kiblatnya (arah) umat Muslim dalam melaksanakan shalat dimanapun dia berada di muka bumi ini menghadap ke Ka’bah (Baitullah).
Istilah Ka’bah dari bahasa Al Quran (kitab suci umat Islam), yakni Kalbu yang bermakna mata kaki atau tempat kaki berputar, bergerak, untuk melangkah. Ayat 5/6 dalam Al Quran menjelaskan istilah itu dengan Ka’bain yang berarti dua mata kaki, dan ayat 5/95-96 mengandung istilah Ka’bah yang artinya nyata mata bumi atau sumbu bumi atau kutub putaran utara bumi. Astronot Amerika Serikat Neil Amstrong sendiri telah membuktikan bahwa Kota Mekah adalah pusat dari planet bumi ini. Fakta tersebut telah diteliti melalui sebuah penelitian ilmiah. Ketika Neil Amstrong untuk pertama kalinya melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet bumi. Dia berkata, planet bumi ternyata menggantung di area yang sangat gelap. Siapa yang menggantungnya?Neil dan astronot lainnya telah menemukan bahwa planet yang di huni makhluk hidup itu mengeluarkan semacam radiasi yang secara resmi mereka publikasikan di internet. Namun, sehari setelah itu website tersebut raib, sepertinya ada alasan tersembunyi dan rekayasa pihak-pihak tertentu yang tersembunyi dibalik penghapusan website itu. Tetapi setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata radiasi tersebut berpusat di Kota Mekah, tepatnya berasal dari Ka’bah. Yang lebih mengejutkan lagi radiasi itu bersifat infinite (tidak berujung). Hal ini terbuktikan ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut terus berlanjut. Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’bah di planet bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.
MEKAH PUSAT BUMI.
Profesor Hussain Kamel menemukan suatu fakta bahwa Mekah adalah pusat bumi. Semula ia meneliti suatu cara untuk menentukan arah kiblat di kota-kota besar dunia. Untuk tujuan itu ia menarik garis-garis pada peta dan sesudah itu ia mengamati dengan seksama posisi ketujuh benua, terhadap Mekah dan jarak masing-masing. Sang profesor memulai untuk menggambar garis-garis sejajar untuk memudahkan proyeksi garis bujur dan garis lintang. Setelah sekitar dua tahun melakukan penelitian yang sulit dan berat, ia terbantu oleh program-program komputer untuk menentukan jarak-jarak yang benar dan variasi-variasi yang berbeda serta banyak hal lainnya. Ia terkejut namun kagum dengan apa yang ditemukan, bahwa ternyata Kota Mekah adalah pusat bumi! Ia menyadari kemungkinan menggambar suatu lingkaran dengan Mekah sebagai titik pusatnya dan garis-garis luar lingkaran itu adalah benua-benuanya. Dan pada waktu yang sama ia bergerak bersama dengan keliling luar benua-benua tersebut.
Gambar-gambar satelit yang muncul kemudian pada tahun 90-an menekankan hasil yang sama ketika studi-studi lebih lanjut mengarah kepada topografi lapisan-lapisan bumi dan geografi waktu daratan itu diciptakan. Telah menjadi teori yang mapan, secara ilmiah bahwa lempengan-lempengan bumi terbentuk selama usia geologi yang panjang bergerak secara teratur disekitar lempengan Arab Saudi. Lempengan-lempengan ini terus menerus memusat ke arah itu seolah-olah menuju ke Mekah. Studi ilmiah ini dilaksanakan untuk tujuan yang berbeda, bukan dimaksud untuk membuktikan bahwa Mekah adalah pusat dari bumi. Bagaimanapun, studi ini diterbitkan di banyak majalah dan makalah sains di Barat. Allah berfirman : “Demikianlah Kami wahyukan kepada Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memberi pernyataan kepada Ummul Qura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya.” (Ass-Syura : 7). Kata Ummul Qura berarti induk bagi kota-kota lain dan yang lain adalah yang berada disekelilingnya. Lebih dari itu, kata Ummu (ibu) mempunyai arti yang penting di dalam kultur Islam. Sebagaimana seorang ibu adalah sumber dari keturunan, maka Mekah juga merupakan sumber dari semua negeri lain, sebagai dijelaskan di awal kajian ini. Selain itu, kata ibu memberi Mekah keunggulan di atas semua kota lainnya di dunia.
MEKAH PUSAT BUMI.
Berdasarkan penelitian yang seksama tersebut, terbukti bahwa sebenarnya Mekah adalah berada di tengah-tengah bumi yang dikuatkan lagi melalui studi-studi dan gambar geologi yang dihasilkan satelit. Maka benar-benar diyakini bahwa kota suci Mekah, bukan Greenwich di Inggris yang seharusnya dijadikan rujukan waktu dunia. Hal ini akan mengakhiri kontroversi lama yang di mulai pada empat dekade lalu. Ada banyak argumentasi ilmiah untuk membuktikan Mekah merupakan wilayah nol bujur sangkar yang melalui kota suci Mekah dan ia tidak melewati Greenwich di Inggris. GMT dipaksakan pada dunia ketika mayoritas negara-negara di dunia berada di bawah jajahan Inggris. Jika waktu itu Mekah yang diterapkan, maka mudah bagi setiap umat Muslim untuk mengetahui waktu shalat.
Ada beberapa ayat dan hadist nabawi yang menyiratkan fakta ini. Allah berfirman : “Hai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan-kekuatan”. (Ar-Rahman : 33). Kata aqhtar adalah bentuk jamak dari kata qutr yang berarti diameter. Ia mengacu pada langit dan bumi yang mempunyai banyak diameter. Dari ayat ini dan dari beberapa hadist tersebut dapat difahami bahwa diameter lapisan-lapisan langit itu di atas diameter bumi (tujuh lempengan bumi). Jika Mekah berada di tengah-tengah bumi, maka itu berarti bahwa Mekah juga berada di tengah-tengah lapisan-lapisan langit. Selain itu ada pula hadist yang mengatakan bahwa Masjidil Haram di Mekah tempat dimana Ka’bah berada itu adalah di tengah-tengah tujuh lapisan langit dan tujuh lapisan bumi (maksudnya tujuh lapisan pembentukan bumi. (jk,kks)