Kairo, (LINGGA POS) – Pendukung Presiden Mesir Muhammad Mursi (61) semakin hari semakin banyak jumlahnya. Dalam hitungan hari, para demonstran itu terus bertambah, bertambah hingga kini, di bulan suci Ramadhan sejak siang hingga malam tiba. Ya, para pendemo memadati Bundaran Rabea Adewa menolak kudeta militer berdarah dan telah banyak korban yang jatuh. Di hari pertama bulan Ramadhan mereka bisa menyiapkan buka puasa bersama hingga makan sahur bersama terbanyak di dunia, dan sepatutnya masuk dalam Guinness Book of Records! Sesuai catatan, jumlah orang yang berbuka puasa di Bundaran Rabea Adewa, Kairo, Mesir itu sekitar 3,2 juta orang. Bahkan pada saat melaksanakan shalat Isya dan dilanjutkan dengan shalat Tarawih jumlah itu bertambah menjadi 4 juta orang. Jelas angka fantastis di mana orang berkumpul secara bersamaan di suatu tempat dan baru terjadi saat ini di dunia. Selayaknya masuk dalam catatan rekor dunia. Ini belum lagi ditambah dengan para demonstran di Bundaran Nahdha di depan Universitas Kairo, serta tempat-tempat lain di berbagai provinsi yang mendukung kembalinya Presiden Muhammad Mursi untuk memimpin Mesir.
Mursi mulai menjabat Presiden Mesir pada 30 Juni 2012, setelah Husni Mubarak. Dia tokoh terkemuka di Ikhwanul Muslimin, yang pada 30 April 2011 menjabat Ketua Partai Kebebasan dan Kemerdekaan (FJP) sebuah partai politik yang didirikan Ikhwanul Muslimin pasca revolusi Mesir 2011. Mursi mengundurkan diri dari FJP setelah dikukuhkan menjadi Presiden. Mursi adalah seorang teknokrat. Pemilik gelar sarjana dan magister bidang teknik dari Universitas Kairo (1975, 1978), dan Phd bidang teknik dari University of Southern California, Amerika Serikat dan pernah menjadi asisten profesor di California State University at Northridge. Pada 1985 Mursi kembali ke Mesir dan mengajar di Universitas Zagazig dan mengawali karier politiknya dengan menjadi parlemen Mesis mewakili Zagazig (2000-2005). 30 Juni 2013, demonstrasi besar berlangsung di Mesir menuntut pengunduran dirinya, sementara pendukungnya juga melakukan demonstrasi tandingan di Kairo.
Keadaan semakin tidak menentu ketika 1 Juli 2013 Angkatan Bersenjata Mesir menerbitkan ultimatum 48 jam, memberi tenggat waktu hingga 3 Juli kepada Mursi untuk memenuhi tuntutan ‘rakyat’ Mesir. Para menteri di kabinet Mursi segera hengkang, mengundurkan diri dan hanya menyisakan pemerintahan dari Ikhwanul Muslimin, yang juga beberapa diantaranya diamankan militer. Musri tak bergeming. Dia menolak ultimatum sepihak itu dan menawarkan untuk rekonsiliasi nasional. Namun, sesuai tenggat pihak militer, 3 Juli 2013, pada 21:00 (GMT+2), Abdul Fattah el-Sisi, Kolonel Jenderal Angkatan Bersenjata Mesir mengumumkan announced a road map rencana mendatang Mesir, dan menyatakan bahwa Mursi telah dilengserkan dengan mengangkat Kepala Mahkamah Konstitusi Mesir sebagai pemegan jabatan sementara Presiden Mesir. Kini, dunia menunggu klimaks pemerintahan di negara itu berakhir. Apakah masih ada terus buka puasa Ramadhan bersama para pendukung tersebut atau berhenti seraya bersama kembali menyambut Idhul Fitri di fajar yang penuh kedamaian. (arn,dtc,sumber lainnya)