(LINGGA POS) – Ramadhan adalah bulan yang sangat dirindukan dan dinantikan oleh orang-orang yang beriman karena kemuliaan dan keagungan yang terdapat didalamnya. Salah satunya adalah Lailatul Qadar. Sebagaimana Firman Allah SWT, “Sesungguhnya Kami telah menurunkanya (Al Quran) saat Lailatul Qadar (malam kemuliaan). Dan, tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu ? Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun Malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS Al Qadr : 1-5). Allah SWT memberitahukan bahwa Dia menurunkan Al Quran pada malam yang penuh keberkahan. FirmanNya, “Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al Quran) pada suatu malam yang diberkahi.” (QS Ad Dukhaan : 3). Dan malam itu berada di bulan Ramadhan, sebagaimana FirmanNya, “Bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan Al Quran.” (QS Al Baqarah : 185).
Lalu, apakah Lailatul Qadar itu ? Jika malam itu terjadi, apa yang sebaiknya kita lakukan saat kita merasakan atau berada pada malam tersebut ? Pertanyaan-pertanyaan ini sangat menarik untuk kita ungkapkan dalam rangka memperoleh Lailatul Qadar. Sekalipun pertanyaan-pertanyaan tersebut bukanlah sesuatu yang baru, tapi memiliki bobot tersendirh dan sangat relevan. Menurut Profesor Quraish Shihab, kata “Qadar”, sesuai dengan penggunaannya dalam ayat-ayat Al Quran dapat memiliki tiga arti, yaitu :
- Penetapan dan pengaturan. Sehingga Lailatul Qadar sebagai malam penetapan Allah SWT bagi pernyataan hidup manusia. Penggunaan “Qadar” sebagai ketetapan dijumpai pada surat Ad Dhukan ayat 3-5, “Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al Quran pada suatu malam, dan sesungguhnya Kami yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan semua urusan yang penuh hikmah, yaitu urusan yang besar di sisi Kami.”
- Kemuliaan. Malam tersebut adalah malam mulia tiada bandingnya. Ia mulia karena terpilih sebagai malam turunnya Al Quran. Penggunbn kata Qadar yang merujuk pada kemuliaan dapat dijumpai pada surat Al An’am (6) : 91, yang berbicara tentang kaum musyrik, “Mereka itu tidak memuliakan Allah dengan kemuliaan yang semestinya, tatkala mereka berkata bahwa Allah tidak menurunkan sesuatupun kepada manusia.”
- Sempit. Malam tersebut adalah malam yang sempit, karena banyak malaikat yang turun ke bumi, seperti yang ditegaskan dalam surat Al Qadr.
Penggunaan Qadar untuk melambangkan kesempitan dapat dijumpai pada surat Ar Ra’ad ayat 26, “Allah melapangkan rezeki yang dikehendaki dan mempersempit (bagi yang dikehendakiNya). Ibnu Abbas RA berkata, “Allah menurunkan Al Qur’anul Karim keseluruhannya secara sekaligus dari Lauh Mahfudz ke Baitul’izzah (langit pertama) pada malam Lailatul Qadar. Kemudian diturunkan secara berangsur-angsur kepada Rasulullah SAW sesuai dengan konteks berbagai peristiwa selama 23 tahun.” Malam itu dinamakan Lailatul Qadar karena keagungan nilainya dan keutamaanya di sisi Allah SWT. Juga karena pada saat itu ditentukan ajal, rezeki dan lainnya selama satu tahun, seperti FirmanNYya,”Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (Al Dukhaan : 4). Allah SWT mengagungkan kedudukan Lailatul Qadar yang Dia khusus menurunkan KitabNya, “Dan tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu ?”.
Selanjunya Dia menjelaskan nilai keutamaan Lailatul Qadar, “Lailatul Qadar itu lebih baik dari pada seribu bulan (atau sama dengan 83 tahun 4 bulan). Lalu Allah menyatakan keutamaan dan berkahNya yang melimpah dengan banyaknya malaikat yang turun di malam itu, termasuk malaikat Jibril. Mereka turun dengan membawa semua perkara kebaikan maupun keburukan yang merupakan ketentuan dan takdirNya atas perintah Allah, dengan menambahkan keutamaan malam tersebut, sesuai FirmanNya, “Malam itu (penuh) kesejahteraan hingga terbit fajar.” (QS Al Qadr : 5). Maksudnya, malam itu adalah malam keselamatan dan kebaikan seluruhnya, tak ada kejelekan didalamnya sampai terbit fajar. Para malaikat mengucapkan salam kepada mereka yang beriman. Hadist shahih Rasulullah SAW menyebutkan keutamaan melakukan qiyamul lail (shalat malam) di malam itu. Sabdanya, “Barangsiapa melakukan shalat malam (Tahajud) pada saat Lailatul Qadar karena iman dan mengharapkan pahala Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Hadist Muttafaq’alaih).
Kapan Lailatul Qadar Itu ? Tentang waktunya, Rasulullah SAW bersabda, “Carilah Lailatul Qadar pada (bilangan) ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR Al Bukhari, Muslim dan lainnya). Yang dimaksud dengan malam-malam ganjil, yaitu malam 21, 23, 25, 27, dan 29. Adapun tanda-tanda Lailatul Qadar itu menurut para ahli hadist (Muslim, Ahmad, Abu Daud dan Tarmidzi) meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Saat terjadi Lailatul Qadar malam terasa jernih, terang dan tenang. Cuaca sejuk. Tidak terasa panas, tidak terasa dingin. Dan pada pagi harinya matahari terbit dengan terang benderang tanpa tertutup satu awan.” Adapu amalan yang sebaiknya dilakukan pada ‘malam kemuliaan’ ini, beberapa kitab telah memuatnya dengan sangat lengkap. Diantaranya kita diharapkan memperbanyak doa, seperti, “Ya, Allah, perbaikilah untukku agamaku yang merupakan penyangga urusanku, dan perbaikilah untukku duniaku yang didalamnya adalah kehidupanku, dan perbaikilah untukku, akhiratku yang kepadaMu aku kembali. Dan jadikanlah kehidupan (ini) menambah untukku setiap kebaikan dan kemuliaan, menghentikanku dari setiap kejahatan. Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan menyukai sikap pemaaf, maka ampunilah aku. Wahai Tuhan kami, berilah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan jagalah kami dari siksa neraka.” (muanif ridwan)