Cibubur, (LINGGA POS) – Bupati Lingga, H. Daria kembali menerima penghargaan prestise dari Pemerintah Republik Indonesia, yakni penghargaan Melati dari Kwartir Nasional (Kwarnas) yang lansung diserahkan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyoo selaku Ka Mabinas kepada Daria selaku Ka Mabiran Kwarcab Pramuka Kabupaten Lingga di Taman Wiladatika Pusdiklat Gerakan Pramuka, di Cibubur, Provinsi Jawa Barat, Rabu (14/8). Penghargaan ini diberikan atas karya bhakti dan konstribusi serta jasanya, utamanya dalam mengembangkan gerakan Pramuka di Kabupaten Lingga.
Selain Daria, empat orang pengurus Kwarcab Pramuka Lingga menerima penghargaan Dharma Bhakti atas jasa-jasa mereka dalam mengembangkan gerakan pramuka khususnya di Lingga. Kepedulian dan peran aktif Daria selama ini terhadap perkembangan kegiatan kepramukaan antara lain keikutsertaan anggota pramuka daerah ini diberbagai event baik lokal maupun nasional. “Beliau juga mengalokasikan anggaran dalam APBD untuk kegiatan pramuka,” sebut Ka Kwarcab Pramuka Lingga Abu Hasyim yang tak lain adalah Wakil Bupati Lingga. Kata Abu, Bupati juga telah berwacana untuk membuat Peraturan Bupati (Perbup) tentang wajib mengenakan pakaian pramuka setiap bulannya di jajaran Pemkab Lingga. Abu berharap, dengan diterimanya penghargaan ini akan semakin membangkitkan motivasi dan para pembina atau pengurus dalam kegiatan kepramukaan sehingga dapat mencapai prestasi yang lebih tinggi. “Kami atas nama segenap jajaran pengurus Kwarcab Lingga mengucapkan tahniah dan selamat atas diterimanya penghargaan Melati ini kepada Bupati Lingga,” ujar Abu.
Seperti diketahui, pencetus berdirinya Pramuka adalah Lord Badden Powell, seorang berkebangsaan Inggris yang lahir pada 1857. Sementara di Indonesia, sebelumnya dikenal dengan Organisasi Kepanduan yang diprakarsai oleh Mangkunegara VII pada 1916. Pada perkembangannya, 1930 berdiri Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI). Puncaknya melalui Kongres I Kesatuan Kepanduan Indonesia pada 1945 di Surakarta organisasi ini semakin dikukuhkan dan pada Kongres II 1950 di Yogyakarta, Pandu Rakyat Indonesia diakui sebagai satu-satunya wadah kepanduan di Indonesia. 1951, berganti nama menjadi Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO) atau federasi dan menjadi anggota kepanduan sedunia pada 1953. Pada HUT RI ke-10 (1955) diselenggarakan Jambore Nasional I. Baru pada 1961, lahir apa yang disebut dengan Gerakan Pramuka (Praja Muda Karana) melalui Keppres Nomor 238 tahun 1961 tanggal 20 Mei 1961. (arn,hk)