(LINGGA POS) – Presiden seumur hidup adalah gelar yang dimiliki beberapa pemimpin dunia (kaisar, presiden, diktator dan lainnya) untuk menghapus batasan jabatan kekuasaan mereka, sehingga tidak akan diganggu. Kaisar pertama yang menjadi kaisar seumur hidup adalah Julius Caesar dari Romawi. Tindakannya diikuti oleh pemimpin Perancis Napoleon Bonaparte yang ditunjuk sebagai ‘konsul seumur hidup pertama’ pada 1802. Sejak saat itu banyak pemimpin lainnya yang mengadopsi gelar itu. Namun, kebanyakan pemimpin seumur hidup itu, kenyataannya tidak berhasil menjabat seperti yang mereka inginkan. Ironisnya, mereka justru diturunkan dari tahta kekuasaannya sebelum kematian mereka, seperti :
- Soekarno (Ahmad Soekarno), Paduka Yang Mulia, Pemimpin Besar Revolusi, Penyambung Lidah Rakyat. Soekarno adalah Proklamator Kemerdekaan RI bersama M. Hatta (Presiden dan Wakil Presiden pertama RI). Soekarno menjabat presiden pada periode 1945-1967. Ia yang pertama mencetuskan konsep negara Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan menamainya. Dia akhirnya menandatangani Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) 1966 yang kontroversial, dimana isinya-berdasarkan versi Markas Besar Angkatan Darat (MABAD)- menugaskan LetJen Soeharto untuk mengamankan dan menjaga keamanan negara dan institusi kepresidenan. Supersemar menjadi dasar Soeharto membubarkan PKI dan mencopot antek-anteknya yang duduk di Parlemen. Setelah pertanggung jawabannya ditolak MPRS pada Sidang Umum ke-4 tahun 1967, Soekarno diberhentikan sebagai Presiden RI, menyusul Sidang Istimewa MPRS di tahun yang sama yang mengangkat Soeharto sebagai Presiden. Kalau Soekarno berkuasa selama 21 tahun, kenyataannya Soeharto sebagai Presiden RI ke-2 berkuasa selama 31 tahun (1971-1998). Soeharto bernasib sama dengan Soekarno, ia dilengserkan oleh kekuatan reformasi oleh Mahasiswa bersama rakyat Indonesia!
- Marsekal Jean Bedel Bokassa. Ia merubah bentuk negara Republik Afrika Tengah menjadi kerajaan dan menobatkan diri sebagai raja seumur hidup. Dan berkuasa hanya 11 tahun (1966-1976), dan pemerintahan kembali menjadi republik. Bokassa sendiri melarikan diri ke pengasingan dan diadili sebagai penghianat (1987-1993).
- Idi Amin. Jenderal yang bernama lengkap Idi Amin Dada Ournee, diktator militer Uganda. Berkuasa pada 1971-1979. Pada kekuasaannya Uganda menjadi terkenal di dunia internasional. Pasalnya, pada Agustus 1972, semua orang Asia berkwarganegaraan Inggris (60 ribu jiwa) diultimatum dalam jangka waktu 90 hari harus hengkang dari Uganda. Keputusannya itu menimbulkan krisis ekonomi cukup parah di negara itu. Komisi Hukum Internasional PBB (1974) melapor kepada Sekjen PBB Kurt Waldheim, bahwa ‘Uganda Negara Tanpa Hukum’. Idi Amin berhasil digulingkan oleh tentara nasionalis Uganda dengan dibantu Tanzania. Amin melararikan diri dan minta suaka ke Jeddah.
- Francisco Macias Nguema. Presiden pertama Guinea Equatorial pada 1968-1979. Pada Mei 1971, lelaki yang sebelumnya bernama Masie Nguema Biyogo Negue Ndong ini, mengeluarkan Dekrit 415, yang memberinya ‘semua kekuasaan langsung pemerintah dan lembaga’ termasuk kekuasaan yang sebelumnya dipegang legeslatif dan yudikatif, kabinet maupun menteri. Dan didaulat sebagai presiden seumur hidup. Ia dianggap sebagai salah satu pemimpin yang paling kleptokratis, korup dan diktator pasca kolonial sejarah Afrika dan bertanggung jawab atas kematian 50 ribu-80 ribu jiwa.1979, Mahkamah Militer menjatuhkan hukuman mati dan dia dieksekusi oleh regu tembak di penjara Maroko Black Beach.
- Habib Burquibah. Presiden Tunisia (1957-1987). Terkenal dengan reformasi pro Baratnya yang identik dengan pemimpin Turki, Kemal Ataturk. Ia terpilih sebagai presiden seumur hidup, setelah berhasil menggulingkan Bey Mahmud Al-Amin, Raja Tunisia. Program liberalisasinya dimulai 1981, menyusul berhentinya Perdana Menteri konservatif negara itu He’di Nouira. Namun, Habib Burquibah berhasil dikudeta oleh Perdana Menteri Zainal Abidin bin Ali. Ia kemudian dikenakan tahanan rumah di Monastir, hingga meninggal. (w,vc,bps)