Jakarta, (LINGGA POS) – Ketua Umum Kelompok Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA), Winarno Tohir memprediksi pada tahun 2030 mendatang, Indonesia berpotensi mengalami defisit produk pangan sebesar 12 juta ton. Hal ini bisa terjadi bila pemerintah tidak segera memperbaiki sistem pertanian dalam negeri guna meningkatkan pangan nasional. “Pad 2030 nanti Indonesia mengalami minus produksi pangan sebanyak 12 juta ton, kalau kita hanya memiliki sistem pertanian yang lama, makanya kita butuh penerapan bio teknnologi,” katanya, di Jakarta, Rabu, minggu lalu.
POPULASI PENDUDUK INDONESIA 1,4 PERSEN/TAHUN. Menurut Tohir, saat ini saja terjadi kesenjangan pangan sebesar 9 persen yang terjadi antara produk lokal dengan total kosumsi nasional. Kesenjangan ini akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dijelaskannya, dengan penambahan populasi penduduk sebesar 1,4 persen per tahun sementara pertumbuhan produk pangan hanya sebesar 0,3 persen, maka Indonesia harus bersikap waspda sejak saat ini. “Kalau kenaikan (produk pertanian) hanya sebesar 0,3 persen, ini akan kalah dengan populasi manusia, harus ada lampu kuning,” lanjutnya. Oleh sebab itu, tutur dia, sangat diperlukan saat ini adanya kemitraan antara pemerintah dengan pihak swasta dan juga petani untuk memaksimalkan penggunaan lahan untuk bidang pertanian. “Pemerintah harus menyediakan tanah kepada para petani, paling kecil 2 hektar dan maksimal seluas 5 hektar,” pungkasnya. (dny,nur,l6)