(LINGGA POS) – Saat ini, angka pertumbuhan penduduk di Indonesia mencapai 1,5 persen, atau ada ‘penambahan’ sekitar 3,5 juta hingga 4 juta penduduk pada setiap tahunnya. Dengan pertumbuhan penduduk sebesar itu, jumlah penduduk Indonesia di akhir 2013 ini saja diperkirakan akan menyentuh angka 250 juta jiwa. Jika tidak ada keseriusan untuk mengurangi laju pertumbuhan terrsebut, maka bukan tidak mungkin pada 2050 negara ini akan dijejali sebanyak 450 juta jiwa, dan tak mustahil pula Indonesia bakal menggantikan posisi Amerika Serikat sebagai negara berpenduduk terbesar ke-3 dunia. Dan, pada saat itu, satu dari 20 penduduk dunia ialah orang Indonesia! Runtuhnya rezim Orde Baru (Orba) di penghujunj abad 20 lalu harus diakui ikut memunculkan ekses yang lebih terhadap kecepatan pertumbuhan penduduk tersebut. Pertumbuhan jumlah penduduk yang dapat ditekan pada era Orba justru kembali tak terkendalikan di era reformasi. Program Keluarga Berencana (KB) ketika itu cukup berhasil dan diapresiasi oleh PBB sebagai program yang menjadi acuan serupa di negara-negara lain, kini seperti kehilangan roh dan spiritnya.
ANGGARAN PROGRAM KB MINIM. Dari hasil asesmen Biro Perencanaan BKKBN 2012 terhadap sampen representatif di 15 kabupaten/kota di Indonesia, terungkap bahwa anggaran APBD di tingkat kabupaten/kota untuk program KB ternyata sangat minim, hanya 0,04 persen – 2 persen saja. Jika hal itudibiarkan berlarut tanpa ada kemauan politik yang signifikan untuk segera mengubahnya, maka ledakan demografi bakal tidak terelakkan. Imbasnya, bangsa ini kelak hanya akan sibuk menghadapi masalah-masalah sosial turunannya, seperti tingkat kesehatan penduduk yang rendah, kemiskinan, serta kualitas manusia yang kerdil. Kita tentu tidak ingin hal itu terjadi. Karena itu, tidak ada alasan lagi bagi pemerintah baik pusat maupun daerah untuk tidak mendudukkan kembali program kependudukan sebagai prioritas pembangunan mulai saat ini agar tidak menjadi ancaman di masa datang yang, sangat berpotensi memunculkan persoalan besar seperti bom waktu, yang tinggal menunggu saat tepat untuk meledak. (mtnc)