Daik, (LINGGA POS) – Konferensi I Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Lingga yang berlangsung Rabu (23/10) telah sepakat memilih Muslim, SPd.Sd sebagai ketua PGRI Lingga masa bhakti 2013-2016. Hadir dalam konferensi tersebut Asisten I Pemkab Lingga, Idrus, Ketua PGRI Provinsi Kepri, Ismail dan Sekretaris Sugeng Widodo serta perwakilan PGRI dan pengurus ranting se-Kabupaten Lingga. Dalam pemilihan yang berlangsung cukup demokratis tersebut dimana tidak kurang dari sebanyak 175 ranting telah memberikan hak pilihnya atas beberapa calon ketua yang diajukan bersaing dalam memperebutkan sebagai orang nomor satu di organisasi para pendidik tersebut. Muslim, memperoleh suara terbanyak dengan perolehan 93 suara dan berhasil menyingkirkan calon lainnya.
Konferensi I PGRI Kabupaten Lingga ini mengalami keterlambatan penyelenggaraannya selama 2 tahun berjalan. Namun, atas inisiatif dan rasa kebersamaan seluruh anggota, kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan baik dan sukses. Sehingga dengan demikian, hasil keputusan Konferensi I ini pada intinya adalah melanjutkan kepemimpinan sisa periode sebelumnya yang telah berjalan (vakum) atau 2011-2016, dan periode lanjutan 2013-2016 yang telah dipercayakan kepada ketua terpilih, Muslim. Pembukaan dan penutupan Konferensi I PGRI Kabupaten Lingga berjalan sukses dan diakhiri dengan pelantikan kepada ketua terpilih secara langsung oleh Asisten I Pemkab Lingga, Idrus sebagai mewakili Bupati Lingga, dengan didampingi Ketua PGRI Pemprov Kepri Ismail.
Seperti diketahui, organisasi para insan pendidik ini lahir pada 25 November 1945 atau seratus hari pasca Kemerdekaan RI di Kongres I di Surakarta. Sebelumnya, organisasi ini bernama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) pada 1912, kemudian berganti nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) pada 1932. Saat ini PGRI merupakan organisasi terbesar di Indonesia dan tetap eksis dengan jumlah anggota sekitar 25 juta. Dari hasil Kongres XVIII tahun 1988 di Bandung, dan kemudian Kongres XIX tahun 2003 di Semarang, PGRI semakin menegaskan jati dirinya sebagai organisasi perjuangan dan profesi ketenagakerjaan yang bersifau unitaristik, independen, dan tidak berpolitik praktis. (arn,sys)