Vatikan (LINGGA POS) – Paus Fransiskus menyerukan dilakukannya reformasi besar-besaran di tubuh Gereja Katolik. Hal itu dikatakannya, Selasa (26/11) bahwa akan ada pekerjaan besar terkait hal ini. “Saya lebih suka gereja yang acak-acakan dan kotor karena selalu berada di luar daripada gereja yang sakit karena terbelenggu dan tertutup dengan alasan keamanan,” kata Paus dalam pernyataannya seperti diberitakan CNN. Ia juga menegaskan, “Saya tidak mengharapkan sebuah gereja yang hanya peduli untuk tetap berada di pusat tapi kemudian berakhir di pusaran obsesi dan prosedural”. Pernyataan Paus yang disebut sebagai ‘pernyataan kerasulan’ itu umumnya merupakan pernyataan dari Santa Petrus atau secara resmi disebut dalam bahasa latin ‘Evangelli Gaudium’ (The Joy of the Gospel) yang berupa dokumen setebal 85 halaman yang merupakan dokumen kepausan pertama yang ditulis oleh Paus Fransiskus. Dalam dokumen itu, Paus juga meminta agar kekuasaannya di Gereja Katolik dikurangi. Dia membuka diri untuk saran dalam rangka perubahan dalam hal kepausannya.
MERANGKUL MUSLIM.
Selain itu, ia mengajak umat Katolik untuk merangkul dan menerima imigran Muslim di negara yang mayoritas bukan Muslim. Sebaliknya, Paus juga meminta umat Katolik diterima di negara yang mayoritas beragama Islam.Paus menilai hubungan yang baik dengan dunia Islam sangat penting bagi Gereja Katolik, apalagi beberapa tahun belakangan gelombang imigran Muslim terus memasuki negara-negara yang secara tradisional adalah negara kristen. “Kami, umat Kristen harus merangkul dengan penuh kasih dan rasa hormat para imigran Muslim yang datang ke negara kami. Dalam hal yang sama, kami juga berharap dan meminta bisa di terima dan dihormati di negara-negara dengan tradisi Islam,” kata dia.. “Dengan rendah hati saya memohon dengan sangat agar negara-negara Islam juga menjamin kebebasan umat Kristen menjalankan kepercayaan sama halnya dengan kebebasan yang dirasakan umat Muslim di negara-negara Barat,” tambahnya.
Paus juga memperingatkan, meningkatnya ketimpangan dalam ekonomi dunia akan berujung pada ledakan konflik. Dalam sebuah wawancara di televisi sebelumnya ia menyebutkan pusat pengelola umat Katolik dunia (Vatikan, red) telah bersikap terlalu mementingkan diri padahal mestinya harus bersikap terbuka kepada semua kalangan. “Pemusatan pada diri sendiri yang berlebihan, bukannya memberikan bantuan yang dibutuhkan, sehingga membuat rumit kerja gereja dan jangkauan misinya,” kata Paus. Ia menilai, kepausan mestinya tak menggenggam kata ‘mutlak’ dalam setiap masalah yang memengaruhi nasib gereja dan dunia. Dibanding pendahulunya, ia memperkenalkan ide-ide yang sangat berbeda sejak dilantik Maret lalu. Paus menyentil sikap-sikap yang menentang pembaruan di Vatikan, cuma karena keyakinan ‘selama ini juga begitu’.(ic,kc,bbci)