(LINGGA POS) – Penyakit jantung dan pembuluh darah adalah pembunuh nomor satu di berbagai belahan dunia. Faktor risiko utamanya adalah tekanan darah tinggi (hipertensi), kadar kolestrol tinggi, kegemukan, diabetes, kebiasan merokok, serta riwayat keluarga. Sepertinya, penyakit ini semakin mengkhawatirkan karena dapat muncul tanpa gejala. Dan sekali kena, artinya telah terjadi kerusakan, bahkan kematian sel-sel jantung yang bersifat permanen. Dalam hitungan tahun, fungsi jantung akan semakin menurun hingga terjadi gagal jantung. Apakah penyakit jantung memang sangat berbahaya, dan apa yang dapat kita lakukan? Mungkin Anda sudah sering mendengar tip-tip diet dan olahraga agar jantung tetap sehat. Namun, pola hidup sehat saja tidak cukup. Kita perlu screening atau check-up kesehatan. Istilah screening kesehatan berarti melakukan pemeriksaan ketika (merasa) sehat guna mendeteksi penyakit yang tidak bergejala (asimptomatik). Dengan screening ini, dokter dapat mengupayakan pengobatan dini atau pencegahan bagi yang berisiko. Sebagai catatan, kita perlu rutin memeriksa tensi karena hipertensi tersebut telah merusak berbagai organ tubuh.
KADAR KOLESTEROL.
Demikian pula dengan kadar kolesterol. Tanpa pemeriksaan laboratorium, apakah Anda yakin memiliki kadar kolesterol normal? Menimbang bahwa faktor risiko penyakit jantung bersifat akumulatif dan progresif,screening idealnya dilakukan sedini mungkin. Dalam konsensus American Heart Association (AHA), seseorang dianjurkan untuk memeriksa tekanan darah dan kadar kolesterol sejak usia 20 tahun. Periksa tensi minimal setahun sekali apabila normal. Tingginya tekanan darah telah terbukti jelas sebagai faktor risiko penyakit jantung. Risiko tersebut kian meningkat bila tensi terus menerus di atas 140/90 mm Hg. Oleh sebab itu, idealnya seseorang rutin memeriksa tekanan darah menimal sekali setahun apabila normal. Pemeriksaan ini cukup praktis dan mudah dilakukan. Bagi mereka yang berusia muda, diagnosis hipertensi tidak dapat dengan sekali pengukuran. Tensi adalah parameter tubuh yang bersifat dinamis dan sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti kelelahan atau emosi. Bahkan, pengukuran tensi di rumah (mandiri) dan klinik (petugas kesehatan) bisa saja hasilnya berbeda. Hal tersebut dinamakan white-coat hypertension. Diperlukan beberapa kali pemeriksaan agar dokter yakin menentukan diagnosis hipertensinya. Oleh sebab itu, pastikan Anda dalam kondisi rileks, tenang dan tidak kelelahan serta cukup tidur dan makan sebelum menjalani pemeriksaan. Sebagian orang mungkin dapat mengalami hipertensi sejak usia muda. Perlu diingat, hipertensi tidak semata-mata terjadi kareoa faktor gaya hidup dan pola makan. Pada sebagian orang yang mengalami hipertensi dan termasuk penyakit langka yang dapat muncul pada anak-anak.
CEK PROFIL KOLESTEROL.
Sebaiknya Anda memeriksa kadar kolesterol secara lengkap. Konsensus AHA merokemendasikan screening kolesterol sejak usia 20 tahun. Namun, tak perlu khawatir, jika hasilnya normal, pemeriksaan boleh diulang setiap 5 tahun sekali. Check-up ini diperlukan lebih sering bagi yang berusia 45 tahun (pria) dan 50 tahun (wanita). Atau apabila hasil pemeriksaan menunjukkan nilai di atas batas rujukan dan jika faktor risiko penyakit jantung lainnya. Penumpukan kolesterol beserta zat-zat radikal bebas di pembuluh darah sebenarnya telah berlangsung sejak usia dini, bahkan dimulai sejak umur 10 tahun. Akumulasi material tersebut akan membentuk plak yang disebut asterom, cikal bakal penyebab seran.an jantung koroner. Oleh karena itu, screening kadar kolesterol sejak muda menjadi sangat penting. Utamanya yang harus diperiksa ialah kadar kolesterol total, high-density lipoprotein (HDL) atau ‘kolesterol baik, low-density lipoprotein (LDL) atau ‘kolesterol jahat’, serta trigliserida. Masing-masing parameter tersebut memiliki makna tersendiri dalam manajemen pengobatan. (dr frans liwang/k)