Jakarta (LINGGA POS) – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis sebanyak 28,55 juta penduduk Indonesia masih hidup dalam kategori miskin. Dari data yang dirilis Kamis (2/1) tersebut, BPS menyebutkan jumlah penduduk miskin Indonesia pada September 2013 bertambah menjadi 0,48 juta orang dibandingkan pada Maret 2013. Sebanyak 28,07 persen atau terjadi penambahan 480 ribu penduduk miskin. Penduduk miskin adalah yang dikategorikan sebagai kalangan masyarakat dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan dengan indikator garis kemiskinan tersebut dari dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Jumlah presentase penduduk miskin sepanjang 2004-September 2013 bergerak fluktuatif dimana pada periode 2004-2005, jumlah penduduk miskin Indonesia justru bertambah akibat kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok. Pada periode ini inflasi umum mencapai level tinggi hingga 17,9 persen.
Periode 2007-Maret 2013, jumlah maupun presentase penduduk miskin kembali turun dan terakhir di periode Maret-September 2013, angka penduduk miskin kembali naik. Garis Kemiskinan periode Maret-September 2013 mengalami kenaikan 7,85 persen dengan catatan jika pada Maret Garis Kemiskinan berada di level Rp271.626 per kapita per bulan, maka periode September 2013 (6 bulan kemudian) Garis Kemiskinan tersebut justru naik menjadi Rp292.951 per kapita per bulan. Dari data diketahui bahwa 84 persen rakyat Indonesia cuma bisa belanja di bawah Rp1 juta per bulan dan terdapat setidaknya 181 daerah tertinggal. Bahkan yang memiriskan, masih ada yang hanya bisa membelanjakan penghasilannya di bawah Rp500 ribu per bulan.
PENDUDUK MISKIN KEPRI DAERAH PEDESBN MENINGKAT 2.683 ORANG.
Kepala BPS Kepri, Dumagar Hutahuruk mengungkapkan jumlah penduduk miskin di Kepri pada September 2013 mencapai 125.021 orang. Jumlah penduduk Kepri yang hidup di bawah garis kemiskinan tersebut menurut BPS pada Maret 2013 terdapat penurunan. “Jika refleksi 2013 sebanyak 125.021 orang (6,35 persen), maka dibanding pada bulan Maret 2013 sebanyak 126.667 orang, mengalami penurunan sebanyak 1.646 orang (0,11 persen,” tutur Dumagar. Pada periode Maret-September 2013 penduduk miskin di daerah pedesaan mengalami peningkatan 2.683 orang. Angka kemiskinan tersebut disumbangkan oleh komoditi makanan terhadap tingkat kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan komoditas bukan makanan (66,88 persen) di September 2013. Pada september 2013 sumbangan pengeluaran beras terhadap garis kemiskinan di perkotaan 26,44 persen dan 33,86 persen di pedesaan. Sedangkan untuk rokok kretek filter menyumbang kemiskinan 11,53 persen dan di perkotaan dan 13,83 persen di pedesaan. “Untuk komoditi bukan makanan seperti biaya perumahan, listrik, bensin, baik di kota maupun di desa menyumbang garis kemiskinan sebesar 33,12 persen,” tutur Dumagar. (fa/l6,tb)