Dabo (LINGGA POS) – Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dari Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) RI yang telah bergulir sejak 2013 di Kecamatan Singkep, Kabupaten Lingga, hingga saat ini belum dapat diselesaikan secara tuntas. Diketahui, masih terdapat sebanyak 13 penerima bantuan dari BSPS tersebut yang masih belum bisa menyelesaikan pengerjaan pembangunan rumah mereka. Pasalnya, terkendalanya pasokan bahan material bangunan pada toko penyalur yang telah ditentukan oleh tim yang dibentuk sebelumnya. Seperti diketahui, untuk penyedian bahan-bahan material dalam pembangunan rumah BSPS tim telah menunjuk Toko Safari selaku penyalur tunggal bahan material bangunan. Namun, kenyataannya toko tersebut dalam prakteknya tidak mempunyai stok yang cukup untuk memasok bahan-bahan yang digunakan bagi pembangunan rumah dimaksud. Hal ini berdampak pada terkendalanya proses pengerjaan sebanyak 13 unit rumah program BSPS, dan belum dapat direalisasikan sesuai jadwal yang telah ditentukan.
DIALIHKAN KE TOKO LAIN?
Ketua Badan Pengawasan Desa (BPD) Desa Batu Berdaun, Singkep, Zainal, mengakui sampai saat ini masyarakat penerima bantuan BSPS di daerahnya masih terus menunggu pasokan bahan material bangunan dengan tak sabar, mengingat sudah cukup lama pengerjaan rumah mereka terbengkalai, apalagi hingga saat ini tim yang ditunjuk tidak berupayatidak berupaya mengambil inisiatif dan mencari solusi terbaik agar masalah ini tidak berlanjut. “Jadinya pembangunannya terbengkalai. Kita kasihan masyarakat penerima bantuan BSPS itu. Tak tahu siapa yang seharusnya bertanggung jawab dan seolah dibiarkan,” kata Zainal, dikutip dari Haluan Kepri. Bahkan, menurut dia, Toko Safari justru secara sepihak telah menunjuk toko lain sebagai penyuplai bahan-bahan material yang tidak tersedia di tokonya. “Jadi dimana fungsi pengawasan yang dilakukan oleh tim sebagai pelaksana pembangunan BSPS tersebut,” kata dia. Mereka (tim pengawas) itu hanya datang meninjau sebentar saja, tetapi tidak mencari solusi bagaimana jalan keluarnya agar masalah ini tidak berlarut-larut yang pada akhirnya merugikan masyarakat penerima bantuan, tambahnya. (arn,hk)