Pakuwon (LINGGA POS) – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Pertanian (Kementan) tengah berusaha mengembangkan tanaman-tanaman yang berpotensi sebagai bahan baku nabati (BBN) pengganti bahan bakar minyak (BBM). Upaya ini bertujuan untuk mengurangi impor BBM, terutama dari Singapura dan Malaysia. Wakil Menteri ESDM, Susilo Siswoutomo mengungkapkan, Indonesia selama ini bergantung pada impor BBM untuk memenuhi tingginya kebutuhan kosumsi BBM seiring pertumbuhan ekonomi yang meningkat. “Kalau Singapura dan Malaysia tidak ekspor BBM, dalam waktu 5 hari saja kita (Indonesia) bisa ‘meninggal’. Sebab kita punya banyak pesawat tempur, nah, itu mau diisi apa kalau bukan BBM. Mau diisi air?” kata Susilo saat berkunjung ke Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri) Pakuwon, Sukabumi, Jawa Barat, Minggu kemarin.
NILAI IMPOR US$120 JUTA PER HARI.
Susilo mencatat, Indonesia berpotensi mengimpor minyak mentah, solar dan BBM sekitar 800 ribu – 900 ribu per hari terdiri dari impor 300 ribu barel per hari untuk minyak mentah dan impor BBM sekitar 500 ribu – 600 ribu per hari. “Jadi total impor BBM, minyak mentah dan solar per hari bisa mencapai 80Ribu -900 ribu barel per hari. Nilai impornya bisa menyentuh sekitar US$120 juta per hari (dengan asumsi harga minyak US$120 perbarel)”, terangnya. Kebutuhan tersebut, tambah Susilo akan membengkak sejalan target pertumbuhan ekonomi dari pemerintah. Sebab dia memperkirakan impor BBM pada 2020 bisa tembus 1,6 juta – 2 juta barel (per hari dengan kebutuhan mencapai US$250 juta per hari. “Kalau tidak ‘diapa-apain’ impor pasti naik. Jika di subsidi dari biodiesel dari biodiesel-kan lumayan Makanya kami minta perusahaan atau produsen minyak kelapa sawit mentah (CPO)untuk meningkatkan produksi kosumsi biodiesel,” tutur dia. Untuk itu, lanjut Susilo pihaknya mengimbau kepada produsen mobil tempur misaloya panser dan perlengkapan perang (alutsista) berbahan bakar biodiesel ke depan. “Saya sudah minta Pindad (BUMN) untuk mencipta dan memproduksi panser dan alutsista yang bahan bakarnya biodiesel. Mereka sudah setuju, karena Pindad pasti bisa melakukan,” kata Susilo. (kb)