Jakarta (LINGGA POS) – Pertama kali dalam sejarah atau 69 tahun setelah merdeka, Indonesia kini memiliki sebuah pesawat khusus kepresidenan. Pada Kamis (10/4) pagi, pesawat Boeing berjenis 737-800 Boeing Business Jet 2 (BBJ-2) mendarat di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta. Pesawat BBJ-2 dibeli dengan harga sebesar US$91,2 juta atau setara Rp820 miliar melalui pembayaran secara lunas kepada Boeing Company usai 2012 lalu. Apa saja keistimewaannya?
SPESIFIKASI BBJ-2.
Dirincikan harga pesawat BBJ-2 sebesar US$91,2 juta itu meliputi US$58,6 juta untuk badan pesawat, US$27 juta untuk interior kabin, US$4,5 juta untuk sistem keamanan, dan US$1,1 juta untuk biaya administrasi. Pesawat berkelir biru-putih dengan aksen garis merah di bagian tengah badannya ini memiliki dimensi ukuran panjang 39,5 meter, rentang sayap 35,8 meter, tinggi ekor 12,5 meter, dan diameter 3,73 meter. Untuk interior dengan panjang 29,97 meter, tinggi 2,16 meter dan lebar 3,53 meter. Data dari Boing menyebutkan, pesawat BBJ-2 dirancang untuk memuat 4 VVIP class meeting room, 2 VVIP class state room, 12 executive area dan 44 staf area dan dapat mengakomodasi hingga 67 orang penumpang dimana jumlah itu dianggap cukup untuk sebuah rombongan presiden. BBJ-2 juga dilengkapi dengan peralatan navigasi canggih, komunikasi, cabin insulation dan in-flight entertainment khusus.Menggunakan sepasang mesin turbofan buatan General Electric berkode CFM56-7, BBJ-2 mampu terbang di ketinggian maksimal 41.000 fet (12.496,8 meter), daya jelajah 10 jam dan kecepatan jelajah maksimum 0,785 mach (961,60 km/jam), kecepatan maksimum 0,85 mach (1.041,3 km/jam) dan jangkauan jelajah maksimum 10.334 km. Dengan kemampuan tersebut, pesawat ini lebih dari cukup untuk menjangkau seluruh pelosok Tanah Air dan akan sangat membantu tugas-tugas kenegaraan presiden di negara-negara sahabat.
PEMERINTAH HEWAT RP114 MILIAR.
Pemerintah, melalui Mensesneg Sudi Silalahi mengklaim, pembelian pesawat kepresidenan ini menghemat anggaran kepresidenan hingga Rp114,2 miliar per tahun. Angka itu lebih efisien dibandingkan dengan biaya menyewa pesawat dari PT Garuda selama 5 tahun. “Kegiatan presiden juga tak mengganggu penerbangan maskapai yang kerap harus mengatur ulang jadwal penerbangan jika ada kegiatan presiden,” kata Sudi di Base Ops landasan Udara Halim Perdana Kusuma, Kamis (10/4). Kata dia, pembelian pesawat BBJ-2 ini juga didasarkan pada penelitian yang cermat yang melibatkan sejumlah lembaga negara dan dinilai para pihak akan lebih efektif dibandingkan menyewa. Pesawat BBJ-2 disimpan di Hanggar TNI Angkatan Udara (AU) Halim Perdana Kusuma. Pengoperasiannya dilakukan oleh TNI AU, sedangkan perawatan berkala dilakukan oleh PT Garuda Indonesia dikoordinir oleh Boeing Company. (ic,fr/t)