50 PERUSAHAAN TAMBANG SIAP CAIRKAN DANA PULUHAN MILIAR, DIANTARANYA PT BINTAN ALUMINA INDONESIA DI BINTAN, KEPRI

Jakarta (LINGGA POS) – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar mengatakan, sedikitnya ada 50 perusahaan tambang yang siap berinvestasi dengan total dana US$31,3 miliar pada tahun ini. “Kami telah menyetujui penjajakan investasi dari ke-50 perusahaan tersebut,” terang Mahendra, seperti dikutip dari Metrotvnews.com, Kamis minggu lalu. Dirincikan dia ke-50 perusahaan itu terdiri dari 21 perusahaan pengolahan bauksit, bijihbesi, tembaga dan mangan, dan 29 perusahaan smelter untuk nikel. Hanya saja Mahendra enggan membeberkan identitas perusahaan apa saja yang menjadi investor. “Belum bisa disebutkan namanya sebelum mereka merealisasikan investasinya,” kilahnya. Menurut dia, nilai ke-21 perusahaan pengolahan tersebut mencapai hampir US$20 miliar, sisanya adalah investasi dari 29 perusahaan untuk smelter senilai US$19,3 miliar. Sedikitnya 6 perusahaan tambang itu telah menjalani tahan produksi untuk pengolahan/pemurnian hasil tambang dengan total investasi sebesar US$2,25 miliar, 5 perusahaan yang sedang dalam tahap konstruksi/pembangunan dengan total investasi sebesar US$10 miliar. Diantaranya termasuk PT Bintan Alumina Indonesia (PMA) di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri) yang dalam tahap pembangunan untuk pengolahan bauksit senilai US$100 juta dan akan menghasilkan 2 juta ton alumina. Serta empat perusahaan lainnya yakni PT Borneo Alumindo Prima (PMA) di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat senilai US$4,5 miliar, PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (PMA) di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat senilai US$968,4 juta, PT Antam (PMDN perluasan pabrik) pengolahan nikel di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara senilai US$522,7 juta dan PT Feni Haltim (PMDN) di Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara senilai US$1,78 miliar. (ssu,ahl/mtvnc)