Dabo (LINGGA POS) – Peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang berobat di RSUD Dabo masih harus terus bersabar untuk mendapatkan pelayanan yang maksimal di daerah tersebut. Pasalnya, sampai saat ini RSUD Dabo masih mengalami kelangkaan obat yang justru sangat dibutuhkan para pasien yang tentu saja adalah mereka yang tidak mampu. Mereka terpaksa, dengan segala upaya membeli obat-obatan sesuai resep dari pihak RSUD Dabo di apotek. Tambahan pula tidak ada kejelasan pasti apakah obat yang dibeli di luar tersebut dapat ditebus kembali di RSUD Dabo melalui program BPJS Kesehatan. Direktur RSUD Dabo Dr Yan Cahyadi Anas, yang juga membuka praktek pribadi di rumahnya di Jalan Garuda, Dabo Singkep berkilah memang stok obat di RSUD yang dipimpinya masih kosong. Hal itu terjadi lanjut dia, karena selama ini pihak ketergantungan dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Lingga. “Kami akan upayakan agar Dinas Kesehatan dapat membantu mengatasi (kelangkaan) obat di RSUD Dabo,” kata.
Salah seorang keluarga pasien yang berobat di RSUD Dabo yang enggan disebutkan namanya mengatakan dia diharuskan membeli obat di apotik karena pihak rumah sakit tidak ada persediaan obat untuk putranya yang sakit mengalami sesak napas usai bermain bola. Diagnosa sementara putra bungsunya itu kemungkinan terkena tipus atau demam berdarah. “Saya sudah kumpulkan semua kuitansi pembelian. Terpaksa pinjam uang dengan keluarga. Tapi belum tahu apakah nanti uangnya diganti,” kata perempuan paruh baya itu. Lanjut dia, untuk periksa darah putranya itu dia sudah mengeluarkan biaya Rp100 ribu karena pihak RSUD Dabo beralasan alat periksa darah di rumah sakit tidak tersedia. “Ya, terpaksalah cari duit sana sini. Mudah-mudahan anak saya dapat segera pulang ke rumah,” imbuhnya di salah satu kamar perawatan di RSUD Dabo, Sabtu (1/11) kepada LINGGA POS. (arn,bp)