(LINGGA POS) – Sebuah makjizat dari Al Quran telah lama hadir meski belum banyak diketahui. Yaitu sidik jari, sebagai identitas individu. Hal itu ditulis dalam sebuah artikel oleh Harun Yahya dengan situsnya yang terkenal dalam berbagai macam bahasa. Sidik jari ini biasanya digunakan oleh aparat kepolisian untuk mengenali identitas seseorang. Meski tubuhnya hancur, selama masih ada sidik jari, maka orang itu akan tetap dapat dikenali identitasnya.
Setiap orang, termasuk mereka yang lahir kembar sekalipun akan memiliki pola sidik jari yang khas dan berbeda di antara satu dengan yang lainnya. Itulah sebabnya, cap jari jadi tanda pengenal manusia untuk membedakan seseorang dengan yang lain. Menurut Harun Yahya, sistem pengkodean ini dapat disamakan dengan sistem kode garis (barkode) sebagaiman yang digunakan sekarang ini. Penekanan pada cap jari mempunyai makna sangat khusus. Mengapa? Hal itu lanjut Harun Yahya disebabkan cap jari setiap orang adalah khas bagi dirinya sendiri. Setiap orang yang hidup atau pernah hidup di dunia ini, memiliki seri atat tanda cap jari yang unik dan berbeda dengan orang lain.
Itulah sebabnya mengapa sidik jari digunakan sebagai kode identitas yang sangat penting bagi pemiliknya dan digunakan di seluruh dunia. Keunikan cap jari ini baru ditemui pada akhir abad ke-15 Masehi. Sebelumnya orang menghargai cap jari sebagai lengkungan-lengkungan biasa tanpa makna khusus. Namun, dalam Al Quran Allah Swt merujuk kepada cap jari yang sedikitpun tak pernah menarik perhatian orang waktu itu dan mengarahkan perhatian kita pada arti penting cap jari, yang baru mampu dipahami di zaman sekarang. Justru pada abad ke-7, Al Quran telah menyebutkan bahwa cap jari menjadi tanda pengenal manusia. Dalam kitab suci umat Islam ini disebutkan adalah mudah bagi Allah Swt untuk menghidupkan manusia setelah kematiannya. Pernyataan tentang cap jari manusia secara khusus ditekankan dalam sebuah ayat. Allah Swt berfirman “Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?” serta firmanNYA “Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna,” (QS Al-Qiyamah 75 : 3 – 4). (ic)