Batam, LINGGA POS – Kepala Dinas Tenaga Kerja (Kadisnaker) Kota Batam Zarefriadi mengatakan, angka pengangguran di Batan saat ini semakin bertambah. Salah satu penyebabnya, kata dia, adalah karena banyaknya perusahaan yang menutup usahanya sehingga mengakibatkan pemutusan hubungan kerja (PHK) para pekerjanya (karyawan). Dia merincikan pada 2015 saja terdapat 54 perusahaan yang tutup dan sebanyak 7 ribu karyawannya kehilangan pekerjaan atau dirumahkan. Kebanyakan perusahaan itu bergerak di bidang jasa konstruksi, galangan kapal, suplier, industri pakaian, jasa/perdagangan/pengamanan maupu elektronik. “Ada banyak faktor yang menyebabkan perusahaannya tutup, mulai dari alasan merugi, tak ada pesanan, masa kontrak habis dan sebagainya. Selain itu juga karena iklim investasi di Batam dinilai tidak kondusif karena sering terjadi demo buruh,” ungkapnya. Apalagi, lanjut dia, demo yang dilakukan berkepanjangan tersebut memberi dampak terhadap perkembangan perusahaan-perusahaan itu.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepri misalnya, angka pengangguran di Batam merupakan yang tertinggi di Kepri. Pada 2013 saja jumlah pengangguran mencapai 37.625 orang di Batam, menyusul di Karimun 5.232 orang, Bintan 4.946 orang, Tanjungpinang 4.729 orang, Lingga 1.197 orang, Natuna 1.525 orang dan Anambas 1.355 orang. Selain karena di PHK, para pekerja itu juga ada yang karena masa kontrak kerjanya berakhir. (ph/bp)