Daik, LINGGA POS – Anggota Komisi VI DPR RI yang membidangi Industri, Investasi dan Persaingan Usaha asal Kepri yang juga anak jati Panggak Laut, Daik-Lingga, Nyat Kadir balek kampung dan berusaha menampung aspirasi masyarakat daerahnya sempena agenda reses anggota DPR RI masa sidang ke-5. Setidaknya dalam pertemuan antara dia dan Bupati Lingga Alias Wello didampingi Ketua DPRD Lingga Riono — yang nota bene ketiganya berasal dari partai yang sama Partai Nasional Demokrat (Nasdem) — bersama jajaran SKPD Lingga, para camat, lurah, kepala desa sejumlah tokoh masyarakat dan undangan lainnya yang berlangsung akrab di ruang sidang kantor Bupati Lingga, Senin (8/8). Kesempatan baik itu tak urung menjadi bahan bagi Alias menyampaikan keluhan dan berbagai aspirasi masyarakatnya. “Di tengah semangat kami untuk membangun Lingga, kami mengalami permasalahan dan keterbatasan. Potensi yang cukup besar, namun keterbatasan membuat itu semua kurang maksimal apalagi saat ini dengan APBD yang sangat minim. Sekarang kami sudah masuk untuk pembahasan APBD Perubahan,” kata Alias.
Menurut dia, adapun kendala yang cukup seriur di masa depan utamanya di sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan hal ini karena daerah ini tidak memiliki pelabuhan bongkar muat yang permanen sehingga ke depan akan mengalami hambatan dalam mengekspor hasil-hasil yang ada ke luar daerah. Termasuk juga masalah listrik yang hingga saat ini belum seluruh desa di Lingga menikmati listrik 24 jam.
MASALAH KLASIK.
Menurut Nyat, yang pernah menjadi Walikota Batam dan ikut bersaing dalam Pilkada Gubernur Kepri namun gagal terpilih, permasalahan yang dihadapi Lingga adalah masalah klasik, sama dengan daerah-daerah lainnya di Tanah Air — keterbatasan anggaran dan defisit anggaran — sehingga gerak langkah pemerintah untuk mengoptimalkan potensi yang sudah ada menjadi terkendala. “Ini adalah pengaruh dari ekonomi global dewasa ini sehingga juga cukup besar dampaknya terhadap sektor APBN,” terang laki-laki yang juga biduan cukup handal dan pernah merekam lagunnya dalam bentuk kaset dan CD dan digemari masyarakat Kepri.
Sementara bagi Kabupaten Lingga sendiri lanjut dia, memang ibarat buah simalakama karena statusnya bukan sebagai kategori daerah tertinggal, sehingga tentu saja tidak bisa ‘diperhatikan secara khusus’. Namun, dia meminta agar pemerintah daerah harus tetap optimis dan tetap berjuang sesuai kemampuan yang ada membangun daerah untuk mencapai masyarakat yang sejahtera. Nyat berjanji akan selalu berupaya mendukung tercapainya realisasi cita-cita pembangunan yang diusung daerah sesuai visi dan misi pemimpin daerah terkini. (syk,aff)