Dabo, LINGGA POS – Kepala Dinas (Dinkes) Kabupaten Lingga mengatakan saat ini saja terdapat 115 orang penderita sakit jiwa atau skizofrenia di wilayah Lingga. Angka itu cenderung meningkat setiap tahunnya. Hal itu terungkap dalam gelar workshop yang ditaja oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Cabang Lingga tentang Skizofrenia yang berlangsung pada 10 – 11 April 2017 di Gedung Nasional, Dabo Singkep dengan nara sumber Mayor Wahyudi, pakar kesehatan jiwa dari RSUP Angkatan Udara (AU). Dalam paparannya Wahyudi mengatakan bagi penderita sakit jiwa, dewasa ini sudah ada pengobatan dengan terapi baru. “Sebelumnya, kepada pasien diberikan obat setiap hari. Namun, saat ini cukup satu kali dalam sebulan melalui suntikan,” katanya. Dijelaskannya, penyakit Skizofrenia adalah gangguan mental kronis yang menyebabkan penderitanya mengalami delusi, halusinasi, pikiran kacau dan perubahan perilaku. Kondisi yang biasanya lama ini sering diartikan sebagai gangguan mental mengingat sulitnya penderita membedakan antara kenyataan dan fikirannya sendiri. Skizofrenia bisa diidap siapa saja, laki-laki maupun perempuan. Usia 15 – 35 tahun merupakan usia yang paling rentan terkena. Penyakit ini diperkirakan diidap oleh sekitar 1 persen populasi dunia. Sementara data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI yang dipublikasikan pada 2014, jumlah penderita skizofrenia di Indonesia mencapai sekitar 400 ribu jiwa. Hanya saja, di Indonesia akses terhadap pengobatan dan pelayanan kesehatan jiwa masih belum memadai. Dampaknya, sebagian besar penderitanya — terutama di pelosok-pelosok desa — kerap diberlakukan oleh keluarga atau masyarakat dengan tidak manusiawi seperti melakukan pemasungan dan tindakan lainnya. Kepada Anda yang memiliki keluarga, kerabat atau teman yang memiliki gejala skizofrenia dapat hendaknya segera membawa ke dokter. Karena semakin cepat terdeteksi akan semakin baik, dan peluang sembuhnya lebih besar. (sra/adc)