Dabo, LINGGA POS – Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPP-KB) Kabupaten Lingga mengatakan dibanding tahun-tahun sebelumnya, kini stok obat yang ada di Rumah Sakit dinilai lebih baik. Menurut dia ketersediaan obat tersebut tidak dapat memenuhi harapan masyarakat alias kosong sudah terjadi sejak awal dia ditunjuk sebagai kepala dinas awal 2017. Bahkan diketahui sejak 2015 lalu dimana ketika itu institusi ini disebut dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Lingga, gagal membayar dana pengadaan obat kepada pihak ketiga. Berlanjut pada 2016, Dinkes Lingga juga gagal melakukan lelang obat-obatan karena timbulnya ketidakpercayaan dari pihak ketiga (penyedia obat).
Hal itu diungkapkan Syamsu Rizal dalam konprensi pers yang digelar DKPP-KB Lingga, Selasa (8/8). “Ini perlu kami luruskan untuk menjawab keluhan masyarakat hingga ancaman demo dari berbagai pihak. Kami sudah melakukan berbagai upaya untuk menangani permasalahan kekurangan obat ini. Namun, segala sesuatu yang berhubungan dengan uang (anggaran) memang membutuhkan proses panjang yang tak boleh dilanggar,” kata dia. Dampak dari semua itu, lanjut Syamsu Rizal pihaknya tidak dapat membeli stok kebutuhan obat termasuk juga alat medis habis pakai (AMS) yang dalam keadaan kosong sekitar 200 item jenis obat.
Berbagai upaya dan usaha terus dilakukan menggesa ketersediaan obat dan AMS antara lain berkoordinasi dengan pihak provinsi bakan Dirjen di Kemenkes RI. Alhamdullillah, membuahkan hasil dan Lingga kembali mendapat bantuan dan respon positif dari penyedia obat. Kendalanya juga terjadi, tambah dia, karena dalam pengimputan data dengan sistem digital E-catalog yang memakan waktu relatif lama untuk mendapatkan obat yang telah disediakan pemerintah pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK). Bahkan prosesnya butuh waktu hingga empat bulan. “Disamping itu kita juga melakukan lelang dan akan mengupayakan agar setiap RSUD (Dabo) dan RSUD Encik Maryam (Daik) memiliki sistem BLUD (Badan Layanan Umum Daerah, red) agar dapat mengelola anggaran sendiri dan lebih profesional,” ujar Syamsu Rizal. Masyarakat dapat memanfaatkan program JKLT dan jika obatnya tak tersedia, lanjut dia, dapat dibeli di apotik dan uangnya akan diganti Pemkab Lingga. (arn,sra/bp)