Jakarta, LINGGA POS – APAKAH ADA NAMA SMRS III DARI LINGGA, KEPRI?.
Tahun ini sebanyak 9 tokoh dari 8 provinsi diusulkan mendapatkan gelar Pahlawan Nasional yang akan ditentukan oleh Presiden RI Joko Widodo. Kementerian Sosial (Kemensos) RI menyampaikan usulan tersebut sesuai dengan Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan. Dalam membahas usulan-usulan dari daerah itu Kemensos dibantu Tim Peneliti Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) yang terdiri dari 13 orang beranggotakan unsur TNI, Polri, Perpustakaan Nasional, Kementerian Sekretaris Negara dan sejarawan. Hasil bahasan itu kemudian diteruskan kepada presiden melalui Dewan Gelar Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan. Hal itu disampaikan oleh Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dalam keterangan pers di Jakarta, Rabu (18/10). “Hari ini saya sudah menerima laporan hasil pembahasan TP2GP terhadap usulan sembilan tokoh calon Pahlawan Nasional. Gelar Pahlawan Nasional tersebut yang menentukan adalah Presiden RI Joko Widodo. Sedangkan penganugerahannya akan dilakukan sebagai rangkaian Hari Pahlawan 10 November (tahun ini, red),” ujar Khofifah.
Khofifah menjelaskan, gelar Pahlawan Nasional merupakan penganugerahan gelar yang diberikan pemerintah kepada seorang warga negara Indonesia yang semasa hidupnya telah melakukan tindak kepahlawanan dan berjasa luar biasa bagi kepentingan bangsa dan negara dengan tanpa cela. “Mereka yang menyandang gelar Pahlawan Nasional tidak hanya berjasa di medan perang tetapi juga di bidang lainnya yang gaung dan manfaatnya dirasakan secara nasional,” tambahnya. Hingga 2016, lanjutnya, pemerintah telah menganugerahkan 169 gelar Pahlawan Nasional dimana 12 orang diantaranya adalah kaum perempuan. Tanpa merinci nama lainnya, dia menyebutkan dari 9 tokoh yang diusulkan tersebut ada nama Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, mantan Presiden RI ke-4 dan Lafran Pane dari Padang Sidempuan, Sumatera Utara.
SULTAN MAHMUD RIAYAT SYAH III.
Adapun nama-nama lainnya yakni Depati Amir, Depati Bahrin dari Provinsi Bangka-Belitung, Laksamana Mahalayati dari Provinsi Aceh, Kyai Modjo atau Kiyai Muslim Muhammad Kalifah dari Tondano, Provinsi Sulawesi Utara, Baginda Dahlan Abdullah dari Provinsi Sumatera Barat, KH Muhammad Zainuddin Abdul Majid dari Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). NTB belum pernah mengusulkan gelar Pahlawan Nasional dari daerah ini sejak 60 tahun terakhir atau sejak pertama gelar ini dianugerahkan pemerintah. Selanjutnya, Mahmud Marzuki dari Kampar, Provinsi Riau, seorang pejuang agama dan pejuang kemerdekaan semasa penjajahan Jepang. Pemprov Riau juga mengusulkan dua nama lainnya yakni Raja Narasinga II dari Indragiri Hulu yang berperang semasa kolonial Portugis di Selat Malaka, dan Syekh Abdurrahman Siddiq dari Indragiri Hilir, pejuang agama Islam yang menyebarkan agama Islam mulai dari Babel, Kalimantan Barat, Riau, hingga ke Semenanjung Malaka. (pramadan hidayat,arn,jk)