Jakarta, LINGGA POS – Data cadangan beras yang dimiliki oleh Perum Bulog hingga Juli 2018 sekitar 1.861.404 ton. Menurut Direktur Pengadaan Perum Bulog Bachtiar stok cadangan nasional dinyatakan aman apabila Bulog menyimpan sebanyak 1 juta sampai 1,5 juta ton beras. Sementara untuk realisasi impor beras pada 2018 — berlangsung hingga September 2018 — diperkirakan 1,84 juta ton atau lebih kecil dari pada keputusan impor beras pemerintah yang mematok sebesar 2 juta ton pada April 2018. “Realisasi impor beras melalui Bulog mencapai 1,1 juta ton, sisanya 700 ribu ton akan masuk hingga September 2018 yang didatangkan dari India, Vietnam, Thailand dan Pakistan,” kata Bachtiar usai rakor beras di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (27/8). LEBIH KECIL. Sementara Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan realisasi impor yang lebih kecil dari target tersebut dikarenakan ada beberapa importir yang terlambat mengirimkan beras ke dalam negeri sehingga pemerintah memutuskan unttuk membatalkan impor. “Impor ini dilakukan untuk menstabilkan harga beras. Sebab, dipasaran masih banyak yang melebihi HET yang menjadi acuan harga jual. Selain itu, penyerapan gabah dalam negeri juga kurang maksimal mengingat pengaruh cuaca sehingga hasilnya kurang bagus,” kata Darmin. Senada dikatakan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito. “Itu (impor) dilakukan untuk menstabilkan harga dengan pasokan yang lebih banyak dan menjaga agar tidak terjadi penumpukan beras yang mengakibatkan harga yang lebih mahal,” katanya. Lanjutnya, impor itu juga untuk menekan inflasi dimana pemerintah menargetkan inflasi pada akhir 2018 ini berada di level 3,5 persen. (ph/kc)