Batam, LINGGA POS – Sumber air yang melimpah dari negeri Bunda Tanah Melayu, Daik-Lingga menarik minat petinggi di Badan Pengusahaan (BP) Batam untuk memasok kebutuhan air bersih yang salah satunya dari sumber air terjun Jelutung, Kabupaten Lingga yang mempunyai debit air 6.000 liter per detik. Apatah lagi, pada tahun 2040 diperkirakan kebutuhan air bersih di Batam mencapai angka 6.000 per detik. Padahal setakat ini dari sumber daya air yang ada di kota metropolitan ini hanya mencapai 3.800 liter per detik. Hal itu mengemuka dalam acara Fokus Group Discussion (FGD) dengan tajuk Solusi Mengatasi Permasalahan Air Bersih di Batam yang digelar di Marketing Centre BP Batam, Senin (12/11). “Air yang digunakan di sana (Lingga) hanya 2.000 liter per detik dan sisanya menurut informasi dibuang ke laut. Kan sayang sekali. Makanya BP Batam sudah menandatangani pakta kerja sama pada tahun 2017 dengan pemerintah Lingga,” sebut Deputi BP Batam Mayjen TNI Eko Budi Soepriyanto. Sementara Bupati Lingga memaparkan di daerahnya setidaknya ada delapan sumber mata air (3 di Daik, lima di Pulau Singkep). “Di musim kemarau air terjun Jelutung memiliki debit air sekitar 4.000 liter per detik dan di musim hujan sekitar 6.000 liter perdetik. Air kita melimpah, tapi hampir semua mengalir ke laut,” kata Alias Wello. Hanya saja, meski sudah beberapa kali pertemuan yang ditaja oleh kedua belah pihak, rencana atau lebih tepat masih disebut wacana pasokan air bersih ke Batam yang konon investasinya mencapai Rp100 miliar – untuk mengalirkan air bersih itu ke Batam melalui pipa bawah laut sekitar 100 kilometer — yang diupayakan dari dana APBN — belum menampakkan tanda-tanda jadi alias belum diketahui kapan akan direalisasikan. Menurut Alias dari kajian para pakar sebelumnya dana investasi itu bernilai sekitar Rp3 triliun. “Untuk mengalirkan 1 liter per detik saja butuh dana Rp5 miliar. Anggaran kami tak mampu, begitu juga provinsi,” tambah Alias. (ph/bp/ant)