Daik , LINGGA POS – Tahun ini jumlah pengangguran di Lingga mencapai sebanyak 1.722 orang dari total populasi daerah ini yang berjumlah 89.781 jiwa. Dari jumlah pengangguran itu terdiri dari laki-laki 77 persen dan sisanya perempuan. Sementara dibanding dengan Provinsi Kepri 2019, Lingga mencapai 65,34 persen dan struktur lapangan pekerja pertanian 43,03 persen, jasa 34,0s persen dan manufaktur 22,90 persen. Berdasarkan Indikator Ketenagakerjaan Kabupaten Lingga pada 2018 tercatat penduduk usia kerja 64.878 orang dengan angkatan kerja 43.061 orang, bekerja 41.491 orang, pengangguran 1.570 orang, bukan angkatan kerja 21.817 orang, TPAK 63,37 persen, TPT 3,65 persen dan PTP 16.380 persen. Hal itu mengemuka dalam kegiatan ekspos Sosialisasi Sensus Penduduk 2020 yang digelar Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lingga, di Kantor BPS Lingga. Kegiatan itu dibuka secara resmi oleh Ketua BPS Lingga Sumarmono didampingi Arif Hidayat, Desneli Irma dan Iman Radiansyah bersama awak media. “Kegiatan ini kami mohon partisipasi awak media di Lingga dalam mengekspos data strategis yang ada di BPS Lingga. Sebab, pada tahun 2020 BPS akan melakukan pendataan besar-besaran tentang data strategis terbaru secara nasional,” ungkap Sumarmono. IPM LINGGA TERENDAH SE-KEPRI. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Lingga menurut data BPS Lingga merupakan yang
terendah se-Kepri, meski pun secara pertumbuhan dinilai tercepat dibandingkan dengan kabupaten dan kota di Kepri. “Sejak 2014 hingga 2018 terus mengalami peningkatan dari 60,75 persen menjadi 64,06 persen pada 2018,” ungkap Desneli. Lanjut dia, dari perhitungan pihaknya diperoleh variabel IPM Lingga 2018 yakni angka harapan hidup sehat (AHH) 61,44 tahun, angka lama sekolah (ALS) 12,43 tahun, rata-rata lama sekolah (RLS) 6,27 tahun dan pengeluaran per kapita sebesar Rp11,50 juta. Data BPS Lingga mencatat pertumbuhan ekonomi periode 2015-2017 mengalami percepatan pertumbuhan dari 2,38 menjadi 6,08 dan pada 2018 melambat menjadi 4.00 dimana angka tersebut cenderung berfluktuatif. Adapun sektor pertanian, kehutanan dan perikanan; perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, konstruksi, jasa pendidikan serta administrasi pertanahan dan jaminan sosial wajib, merupakan lima penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi Lingga pada 2018. “Melalui kelima potensi tersebut peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah bergerak naik 60,75 menjadi 64,06 ditambah dari 12 sektor lainnya sebesar 20,88 persen,” rinci Desneli. (syk/foto posmetro)