Bandung, LINGGA POS – Ketus Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengatakan pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) Serentak tahun 2020 yang akan diikuti oleh 270 daerah dan digelar pada 9 September 2020 bukanlah hal yang mudah. Banyak hal baru yang harus dilaksanakan pihaknya untuk memastikan dapat berjalan dengan bersih dan aman sesuai dengan standar protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19.
“Kita punya sejarah baru untuk Pilkada Serentak 2020. Bukanlah mudah melaksanakan pilkada di tengah pandemi Covid-19. Banyak penyesuaian yang harus kita lakukan,” kata Arief saat memberikan pengarahan Gerakan Coklit Serentak (GCS) kepada petugas Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS) dan Petugas Pemutakhiran Data Pemilihan (PPDP) di Kantor KPU Kabupaten Bandung, Sabtu (18/7). Kegiatan itu juga disiarkan secara streaming.
Disampaika Arief sejauh ini pihaknya juga sudah memulai kembali tahapan-tahapan yang sempat terhenti karena pandemi Covid-19. Salah satunya melaksanakan tahapan pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih. Tahapan coklit ini akan melibatkan setidakny 21.210 PPK, 140.241 PPS serta 300.017 PPDP. “Keakurasian data pemilih sangay penting. Apalagi pergeseran hari pemungutan suara dari bulan September menjadi Desember bisa berdampak pada perubahan jumlah pemilih potensial yang akan terdaftar sebagai pemilih,” ujar Arief. Karena itu dia meminta kepada jajaran KPU di lapangan untuk melakukan tahapan coklit secara teliti, tidak asal-asalan dan harus benar-benar regulasinya karena satu suara milik pemilih itu sangat berarti. “Karena adanya Covid-19 kini KPU dapat dukungan dari APBN untuk keperluan APD. Oleh karena itu teman-teman saat ini bekerja wajib menggunakan minimal masker dan jika diperlukan menggunakan pelindung wajah hingga baju hazmat,” tambanya.
AKAN JADI ROLE MODEL. Arief menegaskan, keberhasilan pelaksanaan pilkada serentak 2020 yang berlangsung di tengah pandemi Covid-19 akan menjadi role model atau acuan bagi bangsa Indonesia untuk pelaksanaan pemilihan umum berikutnya. “Saya minta kepada seluruh jajaran penyelenggara yang ada untuk betul-betul memperhatikan protokol keamanan dan kesehatan yang sudah diatur dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU). Suatu saat nanti jika ada pemilu di tengah pandemi lagi, di tengah wabah lagi, kita sudah siap. Kita sudah punya model yang baik untuk mengimplementasikannya di masa yang akan datang,” kata Arief. (jk/mi/ant)