Daik,LP(28/7) – Kemendiknas akan menggelontorkan beasiswa bagi siswa miskin setelah disetujui dalam APBN-P 2011 sebesar Rp11,76 triliun. Dengan demikian, nantinya lebih dari 2 juta siswa usia pendidikan dasar dari keluarga miskin diseluruh Indonesia akan mendapatkan beasiswa sebesar Rp360 ribu pertahun. Hal itu dikatakan Mendilnas, M Nuh di Jakarta, Senin(25/7) sembari mengatakan bantuan beasiswa itu dapat membantu mencukupi kebutuhan pokok sekolah dan menegaskan beasiswa ini diberikan juga pada anak usia jenjang SMA.
Pihaknya, ujar Nuh bakal menggunakan data BPS untuk menentukan jumlah anak usia sekolah yang masuk kategori miskin. Dari data BPS terbaru diketahui jumlah penduduk miskin berkisar 13 persen dari total penduduk Indonesia. Selain dari data BPS,juga mengambil data laporan daerah (Pemkab dan Pemko) untuk sinkronisasi data yang akurat. Dari data itu Kemendiknas akan mengolah lagi hingga mendapatkan jumlah siswa yang masuk dalam kategori miskin, baik dari SD,SMP maupun SMA. Diperkirakan, beasiswa miskin ini akan menguras anggaran sebesar Rp2,9 triliun.
Pihaknya, ujar Nuh bakal menggunakan data BPS untuk menentukan jumlah anak usia sekolah yang masuk kategori miskin. Dari data BPS terbaru diketahui jumlah penduduk miskin berkisar 13 persen dari total penduduk Indonesia. Selain dari data BPS,juga mengambil data laporan daerah (Pemkab dan Pemko) untuk sinkronisasi data yang akurat. Dari data itu Kemendiknas akan mengolah lagi hingga mendapatkan jumlah siswa yang masuk dalam kategori miskin, baik dari SD,SMP maupun SMA. Diperkirakan, beasiswa miskin ini akan menguras anggaran sebesar Rp2,9 triliun.
Kata Nuh, dana beasiswa itu akan turun setelah APBN-P 2011 diketok. “Sekitar Agustus, hingga nanti memiliki payung hukum dan berkekuatan hukum tetap. Anggaran pada APBN-P tersebut dibelanjakan selama September hingga November 2011,” ujarnya dan berjanji pihaknya akan bergerak cepat karena bulan-bulan tersebut masih di awal tahun ajaran baru sehingga dapat membantu orang tua siswa miskin.
Dengan adanya pengucuran beasiswa miskin ini, diharapkan bisa menekan angka putus sekolah akibat biaya pendidikan yang tinggi. Untuk pendidikan jenjanp SD, memang ada kekhawatiran karena angka partisipasi besar (APK) sudah relatif tinggi atau lebih dari 100 persen. Ini berbeda dengan di jenjang SMP dan SMA. APK di jenjang SMP baru sekitar 70 persen, SMA/SMK beqada di angka 60 persen. Dalam rencana RPJMN 2010-2014, APK SMP,SMA/SMK, ditargetkan naik antara 20-30 persen. (ph,jpnn)