Dabo,LP(18/9) – Kehadiran internet membuat proses belajar kini menjadi lebih mudah. Lebih dari satu dekade silam, ketika internet masih menjadi barang baru, studi literatur berarti harus mendekam di balik tumpukan buku-buku berdebu di perpustakaan. Kini, sebagian literatur tersebut dapat dengan mudah diakses melalui internet. Demikian mudahnya menggunakan situs pencari seperti Google atau Bing. Boleh juga menggunakan ensiklopedia on-line yang gratis seperti Wikipedia. Tinggal memasukkan kata kunci yang relevan, voila, dalam sekejap, tautan-tautan menujt informasi yang diinginkan hadir di depan mata.
Yang perlu diingat, internet itu laksana rimba tak bertuan. Siapapun dapat mengunggah informasi apapun. Dengan demikian, menjadi tugas si pencari informasi untuk memisahkan informasi yang relevan dan bernilai, serta membuang sampah, yaitu perlu informasi yang diragukan kredibilitasnya. Ambil contoh Wikipedia. Sebagai situs ensiklopedia gratis, siapa pun bisa menulis entry di dalamnya. Akan tetapi, jangan langsung meremehkan Wikipedia. Informasi yang ditangguk dari situs ini dapat menjadi acuan awal. Namun, sebaiknya diperiksa ulang dengam membandingkan informasi dari situs lainnya. Jadi, Wikipedia dijadikan acuan awal, bukan final.
Membandingkan dengan sumber-sumber lain dapat menjadi prosedur standar untuk memeriksa kesahihan sebuah informasi. Akan lebih sahih lagi apabila sumber pembanding adalah situs resmi sebuah institusi ternama atau blog resmi seorang pakar. Situs seperti Google Scholar, dapat menjadi titik awal yang baik untuk melakukan pencarian informasi pembanding.Sejumlah institusi dan perguruan tinggi ternama kini menyediakan akses ke perpustakaan digital. Tidak semuanya gratis. Ada yang hanya diperuntukkan bagi anggota atau siswa terdaftar, ada yang bisa di akses publik, tetapi berbayar. Jika memiliki kemampuan finansial, tidak ada salahnya untuk membayar, karena dengan demikian memiliki kemudahan mengakses informasi yang diinginkan. Jika menyangkut buku-buku teks yang mahal, sedangkan kemampuan finansial terbatas, dapat disiasati dengan mengintip laman-laman tertentu melalui situs Google Books. Kadangkala, Google berbaik hati menampilkan kutipan sejumlah besar
Target KPPD Dipenda Kepri di Lingga tahun 2011 sebesar Rp2,61 miliar, hingga Agustus 2011 sudah terealisasi sebesar Rp2,66 miliar. Kata Sudirman, hasil penerimaan pajak tersebut adalag dari pajak PKB, Bea Balik Nama (BBN) Kendaraan Bermotor (KB) dan Pajak Air Permukaan serta Bawah Tanah. Dia optimis tutup tahun 2011, total penerimaan pajak di KPPD Dipenda Kepri di Lingga akan mencapai Rp3 miliar atau melebihi target yang sebesar Rp2,61 miliar. (ph)