Dabo, LP (9/11) – Orang tua siswa SMKN 1 Singkep protes. Pasalnya, bantuan dana praktik kerja industri (prakerin) dari APBD Lingga dipoton pihak sekolah. Bantuan prakerin dianggarkan Rp1 juta per siswa dalam APBD Lingga 2011, namun hanya Rp230 ribu yang dsalurkan. Bantuan prakerhn dsalurkan kepada 76 siswa tanggal 3 November lalu di SMKN 1 Singkep. Para orangtua siswa diundang kesekolah dan mengambil dana tersebut. “Kami terkejut juga. Dana nya dianggarkan Rp1 juta, tapi yang disalurkan Rp 230 ribu. Banyak alasan kepala sekolah, tapi intinya dana prakerin disunat,” kata salah seorang siswa yang enggan disebutkan namanya, kemarin. Para orang tua mengeluhkan kebijakan sekolah. Pasalnya sebelum prakerin setiap siswa wajib membayar Rp500 ribu, diantaranya untuk membeli seragam. Karena itulah, saat mendengar ada bantuan prakeri dari Pemkab Lingga sebesar Rp1 juta per anak, para orangtua ini senang. “Kami sudah keluar uang Rp 500 ribu. Kalau terima Rp1 juta, masih enak. Sekarang malah dana Rp1 juta yang diberikan cuma Rp230 ribu. Dana yang disunat Rp770 ribu, kalikan saja 76 siswa. Berarti dana disunat Rp58,5 juta, ” ujarnya.
Ketua Komisi I DPRD Lingga Rudi Purwonugroho yang peqnah datang ke SMKN I Singkep untuk mempertanyakan bantuan prakerin ini, mengaku terkejut. Bantuan yang disalurkan ke siswa hanya Rp230 ribu. “Anggarannya Rp1 juta. Kok hanya Rp230 ribu disalurkan. Pihak sekolah harus transparan, kenapa dipotong. Ini bantuan Pemkab Lingga, sebetulnya takada alasan untuk dipotong,” kata Rudi, kemarin. Sementara, Kepala SMKN I Singkep Tengku Julia Asparida saat akan dikonfirmasi kemarin tak bisa dihubungi. Ponselnya tak diangkat dan pesan singkat juga tak dibalas. Sebelumnya, Tengku membenarkan setiap siswa dapat bantuan Rp1 juta. Ia baru mengambil dana tersebut, karena sebelumnya kesibukan cukup banyak dan tak sempat mengambil dan yang dianggarkan Dinas Pendapatan Pengelolaan Kekayaan dan Aset (DP2KA) Lingga. Sejumlah orang tua siswa dan siswa sendiri banyak yang takut memberikan informasi soal bantuan prakerin ini.
Pasalnya, siswa yang selesai prakerin itu sekarang sudah kelas XII. Mereka takut kelulusannya bermasalah jika diketahui pihak sekolah. “Takut apa-apa anak saya ditekan. Tapi benar kami hanya terima Rp230 ribu,” ujar orang tua siswa lainnya. (bp)