Norway, LP(13/12) – Setiap tahun, hadiah Nobel Perdamaian diberikan kepada mereka yang berjasa dalam memperjuangkan perdamaian dan Hak Asasi Manusia. Untuk tahun ini, Nobel diraih oleh tiga orang pejuang perdamaian, dan ketiganya adalah wanita. Tiga wanita itu adalah, Presiden Liberia Ellen Johnson-Sirleaf, aktivis perdamaian Liberia Leymah Gbowee, dan pejuang perdamaian Yaman Tawakkul Karman. Seperti dilansir dari laman CNN, ini belum pernah terjadi sebelumnya. “Selain berjuang untuk negara, kami juga memperjuangkan emansipasi wanita,”kata Gbowee, yang mengaku merasa terhormat meraih hadiah Nobel. Wanita yang bekerja sebagai konselor trauma wanita di Liberia ini memang tak main-main dalam menjalankan tugasnya.
Perjuangan Gbowee semakin memperoleh angin segar saat Sirleaf diangkat menjadi presiden Liberia. Wanita berusia 73 tahun ini adalah presiden pertama Liberia yang terpilih secara demokratis, dan berusaha mengentaskan rakyatnya dari keterpurukan. Kebanggaan serupa juga dirasakan Tawakkul Karman, yang merupakan wanita Arab pertama yang meraih Nobel. “Ini bisa menjadi pembuktian bahwa kaum hawa dapat berbuat banyak,” kata presiden Jurnalis Wanita Tanpa Belenggu, yang berkampanye menuntut ditegakkanya kebebasan pers di Yaman. Ketiga wanita ini memperoleh Nobel atas perjuangan hak asasi yang mereka lakukan dengan cara masing-masing. Selain menerima emas, mereka juga memperoleh sejumlah uang dalam penyerahan Nobel di Oslo, Norwegia. (ne)