Kedatangan tim di Desa Sedamai yang berpenduduk sekitar 900 jiwa, mendapat sambutan yang antusias, ditambah pelayanan simpatik dari relawan yang melayani masyarakat, yang tidak hanya ingin ikut program KB tetapi juga untuk memeriksa kesehatan masing-masing mengingat pula kegiatan ini dilakukan tanpa memungut bayaran alias gratis.
Kepala Kantor Pemberdayaan Perempuan Pemkab Lingga, Sukanti mengatakan kedatangan tim KB Kepulauan dengan membawa fasilitas yang relatif lengkap berupa obat-obatan yang dibutuhkan warga. Kata dia, dari dana sekitar Rp1,2 miliar, 70 persennya digunakan untuk operasional mengingat jauhnya rentang kendali untuk menjangkau daerah Lingga yang terdiri dari banyak pulau. Dari hasil akhir kunjungan tim terdata misaknya terdiri 89 orang telah melakukan program KB dengan rincian 15 orang menggunakan metode implan, 6 orang suntik, 68 orang kontrasepsi pil, 26 orang melakukan papsmear dan 70 orang memeriksa kesehatannya. “Jumlah peserta KB masih sedikit, karena warga masih takut, dan banyak yang memilih KB jangka pendek,”aku Sukanti, yang bersuamikan Sukirno Kepala SMP Negeri I Dabo Singkep ini. Dijelaskan, ada 57 orang tenaga motivator yang menggerakkan warga ditambah 3 orang petugas lapangan KB (PLKB) di Lingga. Kebanyakan memakai metode KB dengan pil, suntik dan implan dan hanya sedikit warga sebagai peserta KB Mantap.
Seperti diketahui, Desa Sedamai rencananya tahun depan akan ditingkatkan menjadi Kecamatan dengan nama Kecamatan pesisir, bergabung dengan Desa Berindat, Lanjut dan Kote. Jumlah total KK sebanyak 260 KK, memiliki keluarga yang masuk kategori miskin 64 KK dengan mata pencaharian sebagai petani karet dan nelayan. Ditambah Sukanti program semacam ini memang diminati warga, tambahan pula sampai saat ini di Desa Sedamai sendiri belum ada klinik KB yang tersedia untuk memudahkan akses masyarakat ber-KB.
Sementara menurut Desri Mulyono dari BKKBN Kepri, menjelaskan efektivitas pengguna KB tergantung kepada kesiapan akseptor. Dengan pil KB memang mudah didapat dan cukup efektif bila digunakan secara tepat dan benar. Tetapi dengan menggunakan kontrasepsi jangka panjang tidak mengandung hormon yakni IUD disarankan sangat baik, karena pemasangan IUD dengan efektivitasnya berjangka 5-8 dan para ibu yang ikut program KB sebelum menggunakan alat/kontrasepsi hendaknya terus melakukan konseling kepada dokter atau bidan untuk mendapatkan kecocokan sesuai kondisi fisik masing-masing. (mj)