Dabo,LP( 1/1 ) – Tak ada satupun gitaris di muka bumi ini yang menyangkal bahwa eksistensi Jimi Hendrix memberikan pengaruh luas dikalangan gitaris dewasa ini. Ya, dia adalah “King of the King”. Di luar teknik permainan gitarnya, Hendrix menampilkan aksi brutal dan liar yang menjadi daya tarik tersendiri. Seperti halnya ketika bermain di Monterey International Pop Festival 1967, ia menghancurkan dan membakar gitarnya. Kala itu ia sedang berusaha menembus pasar Amerika. Menariknya, gitaris bertangan kidal ini memainkan gitar dengan giginya atau dibelakang kepalanya, yang saat itu tak umum dilakukan para musisi.
Warisan yang ditinggalkan oleh gitaris yang meninggal dunia dalam usia muda ini (27), secara umum adalah kreativitas bermusiknya-juga sekitar 300 rekaman lagu yang belum pernah dipublikasikan, mulai dari zaman grupnya Jimi Hendrix and the Experience, Gypsy Sun and Rainbows- tak pernah diumumkan secara resmi, tapi tampil pada Woodstock 1969, the Band of Gypsy dan Cry of Love.
Dari sisi permainan gitarnya, Hendrix tak
menjadikan gitar elektriknya sebagai versi lain dari akustik gitar yang diberi amplifire saja. Melainkan dia mengangkat gitar sebagai instrumen yang sangat menonjol diantara instrumen lain dari sebuah band. Gitar yang ia mainkan menjadi layaknya seorang penyanyi membawakan lirik
dari lagu kreasinya. Hendrix menjadikan feedback atau distorsi menjadi bagian dari cabikan senar gitarnya tanpa merusak komposisi musik yang ia buat. Begitu juga penggunaan penggunaan pedal-pedal efek, terutama pedal wah-wah, disatukan agar menghasilkan musik yang mewakili warnanya.
Dalam budaya popular, Hendriy yang memakai Fender Stratocaster dan Flying V ini, memberikan banyak pengaruhnya tak hanya pada generasi setelahnya, tapi juga pada musisi-musisi dan band- band yang hidup dalam eranya seperti The Who atau Cream. Ia memberikan pengaruh pada musik rock menjadi hard rock dan kelak memuluskan jalan bagi kehadiran heavy metal. Tak hanya itu, ia memberikan nuansa baru juga pada musik blues. Lantas pengaruhnya juga menyeberang pada genre funk, yang akan melahirkan sub genre funk rock. Warisannya saat ini pun masih bisa dirasakan pada musisi-musisi hip hop seperti Chuck D dari Public Enemy, Ice- T, dan Wyclef Jean. (jk,popular)