Istambul,LP(14/2) – Ratusan alim ulama, cendekiawan, pengusaha dan tokoh masyarakat Muslim dari berbagai belahan dunia berkumpul di Ciragan Palace Hotel Kempinski, di Istambul, Turki (13/2). Mereka berbicara menyampaikan pendapat analisis dan komentarnya terhadap perkembangan internet dan dampaknya untuk umat dunia Islam. Acara ini tidak lain merupakan perhelatan “Salam World” Inaugurasi Global Summit, yang berlangsung pada 12-14 Februari 2012.
Aneka tamu Muslim datang seperti dari Amerika Serikat, Kanada, Yaman, Rusia, Jerman, Malaysia, Saudi Arabia, Kuwait, Libya, Polandia, Kazakstan, termasuk Indonesia. Turut menyampaikan pidatonya antara lain Ketua PB Nakhdatul Ulam (NU) Din Syamsuddin, KH Said Agil Siraj beserta Sekjen KH Marsudi Suhud, mantan PM Malaysia Mahathir Mohammad, yang menyampaikan pidatonya via internet. Tidak hanya itu, beberapa selebritas Islam juga hadir seperti penyanyi kondang Inggris kelahiran Iran Sammy Yusuf dan wartawan TV Aljazeera, Rizman ‘Riz’ Khan.
“Salam World” belakangan memang menjadi buah bibir dunia Islam. Ia disebut tidak hanya berusaha menawarkan alternatif ‘facebook Muslim’, tapi lebih dari itu, sebagai cara baru berinternet untuk kaum Muslim. Dalam kesempatan itu CEO Salam World, Abdul Vakhed Niyazov menegaskan tekad timnya untuk mengisi kekosongan media sosial bernuansa Islam tersebut bagi lebih 1,5 miliar Muslim di dunia. Ia berjanji, bulan Ramadhan tahun ini, Salam World akan diluncurkan dengan harapan bisa segera menjadi tuan rumah semua kelompok Islam yang tersekat tempat, waktu, budaya serta bahasa.
Menurut Niyazov, Summit Global ini direncanakan dilaksanakan tiap tahun dengan tujuan utamanya untuk meningkatkan hubungan dan kualitas komunitas antara dewan eksekutif Salam World dengan para pakar dan cendekiawan Muslim, tokoh masyarakat, ahli teknologi informasi termasuk selebritis Muslim. Melalui video sambutannya, karena berhalangan hadir, Mahathir menegaskan bahwa kebutuhan jejaring sosial yang ada dianggap dampaknya relatif negatif. “Karena itu saya bersedia ikut terlibat dan mendukung lahirnya Salam World,” ujarnya. Menurut Said Agil Siraj, Islam intinya merupakan agama yang terkait dengan ekonomi, teknologi, politik dan budaya. “Karenanya orang Islam juga harus memiliki kemampuan di bidang informasi teknologi,” katanya. Sementara Din Syamsuddin menyarankan Salam World dapat meninggalkan hal-hal yang bersifat formalistik. Mengedepankan substansi dan melahirkan produk yang kompetitif dan berharap, Salam World mampu mengaktualisasikan potensi Islam yang selama ini terpendam.
Senada dikatakan Nihad Awad, Chairman of Council of American-Islamic Relation, agar Salam World dapat mengembalikan identitas umat Islam. Mirip dengan itu, wakil dari Kuwait minta agar jejaring sosial ini dapat menjadi agent of change, sehingga bersifat aktif bagi penggunanya. Para pembicara umumnya menyampaikan dukungan untuk keberadaan Salam World. Perhelatan ini berlangsung dipinggir Selat Bosporus, Turki yang indah.(nh)